"Sekali buat 1 ton,dan setiap minggu buat, ada 4 kotak penampungan pupuk,dengan komposisi beberapa unsur limbah.
Diantaranya, dedak afkir yang sudah dicampur kapur pertanian, eceng gondok, kotoran sapi dan domba, sekam bakar dan obat-obatan non sintetis untuk mempercepat proses fermentasi," urai sidik
Sampai saat ini usaha yang dikembangkan sidik bersama kelompoknya sudah mulai menampakan hasilnya, dibuktikan dengan adanya konsumen yang memesan pupuk hasil olahannya.
"Alhamdulillah untuk semua tanaman itu cocok kemarin kita baru saja kirim untuk tanam padi di Kutasari, itu 7 Ton dan untuk bunga/tanaman hias juga cocok, kita juga sudah bekerja sama dengan beberapa florist yang menggunakan pupuk kami dan untuk ikut memasarkannya,"ungkap sidik
Baca Juga: Lulus Uji Kecakapan, MTs Cokroaminoto Tanjungtirta Banjarnegara Lahirkan 20 Pramuka Garuda
Menurut Sidik, olahan pupuk organik yang diberi merk dagang "Green Pattern" ini juga cocok untuk digunakan sebagai media tanam sayur, kentang ,strawbery,cabe dan tanaman lainnya.
"Pernah dapat order sampai 90 ton, kami belum mampu menyuplai karena pupuk yang diproduksinya masih terbatas dan paling banyak 12 ton," terangnya.
Saat ini pasar pupuk organik ini masih sangat luas.
Produk pupuk yang selama ini diproduksi dijual ke konsumen dengan harga eceran per kilo nya dibandrol 750 rupiah, ada juga kemasan 20 kilo dihargai 15 ribu
Lebih lanjut, Sidik, pernah ada pemesanan paling jauh dari luar kota purbalingga yakni Adipala Cilacap dan Tegal juga pernah memesan pupuk, di sana dipakai untuk tanaman sayur, cabe dan strawberry.