Penaruban Bersholawat Di Gereja, Wujud Kerukunan Umat

- 28 Februari 2023, 15:23 WIB
Penaruban Bersholawat Di Gereja, Wujud Kerukunan Umat
Penaruban Bersholawat Di Gereja, Wujud Kerukunan Umat /Dian Sulistiono/

BANJARNEGARAKU.COM - Penaruban bersholawat, dalam rangka khataman santri Majelis Taklim (MT) Nurulloh Junjung Drajat dan Harlah ke 3 tari Sufi Purbalingga bersama kyai kondang Abah Drs. K.H. Amin Maulana Budi Harjono, pengasuh Ponpes Al-Ishlah Tembalang, Semarang, Senin (27/2/2023) malam.

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309

Yang menarik, acara yang berlangsung khidmat itu digelar di kompleks gedung Gereja Kristen Jawa (GKJ) Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga.

"Ini wujud kerukunan yang harus kita pupuk dan kita jaga. Kalau ada suasana sorga yang diturunkan ke bumi, ya wujudnya kerukunan seperti ini," ujar K.H. Amin Maulana Budi Harjono dalam ceramahnya.

Baca Juga: Babad Banjar Gripit! Perkuat Hari Jadi Banjarnegara, Simak Selengkapnya

Beruntung, malam itu suasananya terang, sehingga ribuan jamaah hadir memadati halaman Gedung GKJ Penaruban, yang lokasinya berjarak kurang lebih 100 meter dari MT Nurulloh Junjung Drajat. Mengingat di lokasi MT Nurulloh Junjung Drajat tidak mampu menampung ribuan jamaah, maka pihak GKJ Penaruban mempersilakan untuk menggelar acara di kompleks gedung gereja.

Sejumlah warga gereja pun ikut membantu terselanggaranya acara itu, seperti menyediakan kursi, menata tempat, dan menjaga genset agar listrik tidak padam.

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua DPRD Purbalingga, H. Adi Yuwono, Camat Kaligondang, Endi Astono, Danramil Kaligondang, Kapolsek Kaligondang, Ketua Tanfidziyah Ranting NU Desa Penaruban, Arif Pambudi, pimpinan MT Nurulloh Junjung Drajat, Kusnandar, perwakilan dari jemaat GKJ Penaruban dan sejumlah tamu undangan.

Baca Juga: Baperlitbang Banjarnegara Gelar Workshop Investasi Daerah, Kelola Persepsi Positif Iklim Perekonomian

Satu hal yang mencuri perhatian dalam acara malam itu adalah adanya penampilan tari sufi. Dengan memakai kopiah dan baju khas masyarakat tradisional Turki yang beraneka warna, sejumlah penari berdiri di sebelah kiri dan kanan panggung, berputar mengikuti irama musik rebana yang bertalu-talu. Mereka berputar-putar ke kiri, puluhan kali, bahkan ratusan kali, dengan kaki tetap bertumpu di tengah/ titik stabil.

Halaman:

Editor: Nowo Sarwidi, S.Pd

Sumber: Dinkominfo Purbalingga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x