Menurutnya, untuk merubah cara pelayanan perpustakaan dari birokratif menjadi ruang belajar terbuka diperlukan pendekatan sosiologi serta upaya-upaya untuk menyadarkan masyarakat bahwa mereka membutuhkan inovasi baru, pengetahuan baru, kerajinan baru, yang dapat diperoleh di perpustakaan.
Perpusnas RI telah berupaya untuk melakukan program tranfromasi ‘Perpustakaan Berbasis Inklusi Social untuk Kesejahteraan’. Menurutnya, ada kurang lebih dua juta masyarakat yang telah diedukasi dan telah memiliki bekal untuk dapat sustainable dalam menghadapi tantangan ekonomi yang sangat berat terutama menghadapi krisis ekonomi di tahun 2023-2024.
Diungkapkan Syarif Bando, pembangunan Gedung perpustakaan ini memiliki tujuan untuk mewujudkan program Presiden Jokowi tentang peningkatkan Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan Indek Literasi masyarakat (ILM), serta mendorong masyarakat untuk bisa mengimplementasikan ilmu-ilmu terapan terutama untuk pemulihan ekonomi paska pandemic.
Usai penandatanganan prasasti Gedung Perpustakaan Umum, acara dilanjutkan dengan Seminar Nasional tentang Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Untuk Kesejahteraan.***