Mirip Narkoba, Inilah Bahaya Narkolema yang Bisa Bikin Otak Mengecil

Banjarnegaraku - 1 Okt 2024, 17:00 WIB
Penulis: Afif Fatkhurahman
Editor: Tim Banjarnegaraku
Ilustrasi live streaming bermodus pornografi.
Ilustrasi live streaming bermodus pornografi. /Pexels/Ron Lach/

BANJARNEGARAKU.COM - Digadang bahayanya mirip narkoba, ternyata narkolema juga bisa mngecilkan otak kita lho. Apa itu Narkolema? Simak artikel berikut ini.

Istilah narkolema mungkin terdengar asing buat sebagian orang, tapi dampaknya nyata.

Dilansir dari yankes.kemkes.go.id bahwa secara sederhana, narkolema atau Narkoba Lewat Mata adalah kecanduan melihat konten pornografi.

Kecanduan pornografi punya efek yang sama berbahayanya dengan kecanduan narkoba.

Mirip narkoba, narkolema mempengaruhi otak, terutama bagian Pre Frontal Cortex (PFC).

PFC ini berperan penting dalam pengambilan keputusan, pengendalian emosi, dan membentuk kepribadian kita.

Kalau rusak? Kita jadi kesulitan membedakan yang benar dan salah, sulit konsentrasi, dan bahkan kehilangan motivasi untuk melakukan hal-hal positif.

Pornografi memang seperti jebakan manis, awalnya mungkin dianggap biasa, tapi bisa berubah menjadi candu yang merusak.

Dalam setiap detik, ada 28.000 pengguna internet yang mengakses konten pornografi, dan jumlahnya terus meningkat.

Penikmatnya? Kebanyakan laki-laki, tapi perempuan pun nggak ketinggalan. Mirisnya, kelompok usia 12-17 tahun adalah konsumen terbesar pornografi di internet.

Sebuah survei menyatakan bahwa setiap tahun, ada 72 juta pengunjung website pornografi. Jumlah yang luar biasa, bukan? Nggak cuma itu, dua per tiga dari pengunjung ini adalah laki-laki, sementara perempuan mengisi sepertiga lainnya.

Sayangnya, anak-anak remaja jadi sasaran empuk industri pornografi ini. Nggak heran, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyebut kasus pornografi di kalangan anak sebagai kejahatan luar biasa.

Bayangin, lebih dari 63 ribu anak di Indonesia sudah terpapar pornografi dalam waktu hanya dua bulan pada tahun 2016.

Baca Juga: Siapa Saja yang Lolos ke Piala Asia U-20 2025? Ini Daftarnya!

Dampak Buruk Kecanduan Pornografi

Pornografi merusak lebih dari sekadar moral. Dalam jangka panjang, kecanduan pornografi bisa merusak kesehatan mental dan fisik.

Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com bahwa dalam penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ahli neuropsikologi, ditemukan bahwa otak pecandu pornografi mengalami perubahan struktural dan fungsional, khususnya pada bagian otak yang berkaitan dengan pengendalian dorongan, regulasi emosi, dan pengambilan keputusan.

Salah satu efek jangka panjangnya adalah berkurangnya volume materi abu-abu pada otak. Materi abu-abu berfungsi sebagai pusat pemrosesan informasi di otak, dan penurunan volume ini dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan seseorang dalam berpikir secara rasional, mengelola emosi, serta mengendalikan dorongan.

Penurunan volume materi abu-abu ini juga ditemukan pada pecandu narkoba dan alkohol, yang menunjukkan bahwa kecanduan pornografi memiliki dampak serius pada otak serupa dengan kecanduan zat.

Dari sisi mental, pengaruhnya mirip dengan orang yang kecanduan narkoba atau alkohol. Pengguna bisa mengalami kegagalan dalam beradaptasi sosial, kesulitan berkonsentrasi, dan hilangnya kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik.

Dampaknya pun merembet ke hal-hal lain, seperti risiko penyimpangan seksual dan peningkatan kasus seks bebas di kalangan remaja.

Baca Juga: Ratusan Pramuka Berkebutuhan Khusus Pangkalan SLB Banyumas dan Cilacap Ikuti PPBK

Dari segi kesehatan, kecanduan pornografi juga meningkatkan risiko penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.

Bukan hanya remaja yang rentan, orang dewasa pun bisa terjerumus dalam masalah ini. Dan, seperti kata para ahli bedah saraf, kecanduan pornografi bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak.

Kenapa sih, seseorang bisa kecanduan pornografi? Banyak faktor yang berperan. Salah satunya adalah lemahnya kontrol diri, terutama pada remaja.

Selain itu, pengawasan dari orang tua yang kurang ketat juga sering menjadi alasan kenapa anak-anak bisa dengan mudah mengakses konten dewasa.

Teman sebaya atau peer group juga punya pengaruh besar dalam hal ini. Jadi, penting banget buat selalu waspada dan nggak menyepelekan hal ini.***

Sumber: Pikiran Rakyat, yankes.kemkes.go.id


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub