BANJARNEGARAKU - Bangsa Indonesia kaya akan budaya dan kearifan lokal yang saat ini masih ada, salah satunya tradisi tenongan.
Tradisi tenongan mengangkat kearifan lokal nyadranan desa merupakan bentuk manifestasi kekuatan pemersatu warga dan mempererat silaturahmi antarwarga.
Tenong merupakan perkakas tradisional jawa, terbuat dari anyaman bambu, berbentuk bulat bertutup, biasa digunakan untuk tempat kue basah.
Tenong yang biasanya untuk wadah makanan dan beberapa digunakan oleh pedagang untuk menjajakan daganganannya dengan cara disunggi (diletakkan di atas kepala).
Mengangkat kearifan lokal nyadran desa dengan 'Tradisi Tenongan' yang dilansir banjarnegaraku.com dari laman instagram @disparbudwonosobo, berikut ulasan selengkapnya.
Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya
Dusun Pagerotan, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek Wonosobo mempunyai tradisi unik, yaitu Nyadran Desa yang dilakukan setiap 70 hari sekali atau bertepatan di Hari Jumat Kliwon.
Pelaksanaan acara tersebut bertempat di komplek Makam Kyai Sunan Puger (Makom Sikramat).