Halal Bihalal Menurut Bahasa dan Esensi Peran Sosial Keagamaannya, Begini Penjelasan MUI

- 13 Mei 2022, 22:54 WIB
Ilustrasi - Halal Bihalal Menurut Bahasa dan Esensi Peran Sosial Keagamaannya, Begini Penjelasan MUI
Ilustrasi - Halal Bihalal Menurut Bahasa dan Esensi Peran Sosial Keagamaannya, Begini Penjelasan MUI /Pixabay / PInteraStudio.

 

BANJARNEGARAKU - Sebagian besar masyarakat Indonesia yang beragama Islam memiliki tradisi halal bihalal ketika Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Tradisi halal bihalal dilakukan umat Islam setelah melaksanakan sholat Idul Fitri di pagi hari. Tradisi halal bihalal ini biasanya dilakukan dengan cara bersilaturahmi.

Masyarakat saling bermaaf-maafan dibuktikan dengan saling bersalaman sambil mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.

Baca Juga: Pedoman Hardiknas 2022, Berikut Selengkapnya

Lantas, apa arti halal bihalal?

Artikel kali ini membahas tentang Halal Bihalal Menurut Bahasa dan Esensi Peran Sosial Keagamaannya.

Berikut ini penjelasan KH Abdul Muiz Ali, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, sebagaimana dilansir banjarnegaraku.com dari laman mui.co.id.

Halal bihalal adalah tradisi khas Indonesia yang asal katanya diserap dari bahasa Arab.

Selain kata halal bihalal, banyak bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab, seperti kata hakim, majelis, musyawarah, ilmu, wali, masjid, mushala, salam, akbar, takdir, tafsir, saleh, tamat, kalimat, lafaz, sarat, wakil, hasil, rezeki, halal, haram, menara(manaroh), kabar, (khobar), ibadah, kiblat, imam, makmum, dan lain-lain.

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: mui.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x