Halal Bihalal Menurut Bahasa dan Esensi Peran Sosial Keagamaannya, Begini Penjelasan MUI

- 13 Mei 2022, 22:54 WIB
Ilustrasi - Halal Bihalal Menurut Bahasa dan Esensi Peran Sosial Keagamaannya, Begini Penjelasan MUI
Ilustrasi - Halal Bihalal Menurut Bahasa dan Esensi Peran Sosial Keagamaannya, Begini Penjelasan MUI /Pixabay / PInteraStudio.

“Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari)

Tradisi halal bihalal sebagaimana jamak dipraktikkan masyarakat Indonesia setelah Idul Fitri, mereka saling bermaaf-maafan dibuktikan dengan saling bersalaman sambil mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Baca Juga: Kunci Jawaban Latihan Soal Penilaian Akhir Tahun PAT Kelas 3 SD MI Tema 8 Mata Pelajaran Matematika

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melakukan untuk saling ‘menghalalkan’ dan melupakan kesalahan masa lalu seseorang dan kelompok Quraisy di Makkah yang semula memusuhi dan menentang dakwah Rasulullah ketika di Makkah. Peristiwa ini dalam sejarah disebut dengan Fathu Makkah.

Pada peristiwa Fathu Makkah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan, “Ini adalah hari kasih sayang (yaumul marhamah), hari di mana Allah SWT memuliakan bangsa Quraisy”.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan jaminan keselamatan jiwa, harta, dan jaminan kehormatan kepada penduduk Makkah.

Baca Juga: Pedoman Hardiknas 2022, Berikut Selengkapnya

Di antara petikan ayat Al-Quran yang dibacakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada saat peristiwa Fathu Makkah adalah surat Yusuf ayat 92:

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: mui.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x