Pada bulan Sya’ban juga, catatan amalan manusia dilaporkan kepada Allah.
Karena itulah, ketika ditanya Sahabat, mereka nyaman ketika rekaman catatan amalan beliau dilaporkan kepada Allah, beliau sedang berpuasa.
Beliau puasa Sya’ban satu bulan penuh.
Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi dalam kitab Durrah al-Nashihin menjelaskan tentang Fadlilah Bulan Sya’ban (hal.207-208) mengutip QS. asy-Syura, 42:19-20 yang artinya: “Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat”.
Baca Juga: Sah! Pengurus Ranting dan Srikandi Pemuda Pancasila se-Purwokerto Selatan Dilantik
Para Ulama memahami kata “lathifun bi ’ibadihi” dengan “yarhamu al-taibin wa al-mustaghfirin” artinya “memberi rahmat kepada orang-orang yang bertaubat dan memohon ampunan”.
Suara Itu