Di samping sebagai cahaya spiritual yang sanggup menyinari jiwa-jiwa manusia yang dahaga, Muhammad juga merupakan sandaran yang ampuh yang menghubungkan antara manusia kebanyakan dengan Tuhan.
Karena itu dia disebut barzakh, perantara. Maka tak salah, kalau pada hari kebangkitan, ketika bukti-bukti amal ditampakkan oleh Tuhan, al-Syibli – dan kita semua – berharap untuk dilumuri cahaya Nabi Junjungan itu, untuk dapat meraup syafaat beliau.
Semoga melalui pemahaman makna diturunkannya Al-Qur’an di bulan Ramadhan, kita mampu menjadikan ibadah puasa menjadi perisai diri kita, wasilah dan instrument untuk membersihkan dan mensucikan diri kita, untuk kembali kepada fitrah kemanusiaan kita.
Baca Juga: Tradisi Jelang Ramadhan Warga Sengkuyung Bersih-Bersih Kuburan
Ahlan wa sahlan ya Ramadhan, Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang bersih dari segala macam dosa. Allah a’lam, bi sh-shawab.
*)Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA., Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo, Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung (RSI-SA) Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat dan Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang.