Jadinya, keburukan dan kemaksiyatan berbalik menjadi tampak benar dan indah.
Baca Juga: Gebyar Ramadhan di MAJT Gelar Berbagai Kegiatan Islami , Catat Jadwal Selengkapnya
Baca Juga: Panen Karya P5, SMP 3 Purwareja Klampok Banjarnegara Pamerkan Kreasi Siswa
Telinga kita tidak lagi peka dalam mendengar suara kebenaran dan keindahan, yang terjadi justru sebaliknya, telinga merasa nyaman terhadap ajakan suara kemaksiyatan.
Demikian juga kaki dan tangan, merasa berat untuk melangkah ka masjid atau mushalla atau majlis ilmu dan dzikir, akan tetapi merasa ketagihan untuk melangkah dan melakukan hal-hal yang maksiyat dan dosa serta melanggar larangan Allah. Na’udzu billah.
Maka perbanyak lafadzkan kalimat ini: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbu l-‘afwa fa’fu ‘annâ. Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemaaf, mencintai memberi maaf, karena itu maafkanlah (dosa-dosa dan kesalahan) kami”. Allah a’lam bi sh-shawab.
*) Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA., Direktur LPH-LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW-DMI) Jawa Tengah (2022-2027), Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung (RSI-SA) Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah PP Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), dan Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang.***