Al-Ghazali mengisahkan, seorang laki-laki menyukai seorang perempuan. Kala perempuan itu keluar, lelaki itu pun pergi bersamanya. Ketika laki-laki itu menyendiri dengan perempuan itu di suatu dusun, orang-orang dusun sudah pada tidur, dan laki-laki itu pun menyampaikan keinginannya pada perempuan itu.
Perempuan itu pun bertanya kepadanya: “Lihatlah apakah semua orang sudah tidur? Lelaki ini pun bergembira, dan mengira perempuan itu sudah siap dan bersedia menerima keinginannya. Untuk meyakinkan, lelaki tersebut masih mengelilingi kampung untuk meyakinkan, bahwa mereka sudah tidur”.
Setelah dipastikan semua sudah tidur, perempuan itu pun bertanya, dan cukup mengagetkan: “Apa pendapatmu tentang Allah Ta’ala. Apakah Dia tidur saat ini? Lelaki itu pun menjawab: “Sesungguhnya Allah ta’ala tidak tidur dan Dia tidak mengantuk dan tidur”.
Perempuan itu pun berkata: “Sesungguhnya Allah yang tidak pernah tidur dan tidak akan tidur melihat kita, meskipun orang-orang tidak melihat kita. Oleh karena itu, Dia lebih patut untuk ditakuti”.
Mendengar pendapat perempuan tersebut, lelaki itu meninggalkan perempuan itu, karena takut kepada Allah dan ia pun bertaubat dan kembali ke kampung halamannya (h. 31).
Ketika laki-laki itu meninggal dunia, orang-orang bermimpi melihatnya. Apa yang dilakukan Allah kepada laki-laki tersebut? Orang itu menjawab: “Allah mengampuni aku karena aku takut kepada Allah dan meninggalkan dosa itu” (Ibid.).
Alhamdulillah kita sudah berada di hari keempat puasa Ramadhan, apakah kita sudah merasakan bahagia dan makin merasa tenang, dan tergugah hati kita untuk kembali kepada kejujuran yang hakiki?