Puasa dan Uji Kejujuran, Prof Ahmad Rofiq: Tentang Rasa Takut kepada Allah Ta’ala

- 26 Maret 2023, 13:27 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dwi Widiyastuti/

Tentu yang bisa menjawab adalah kita sendiri, bukan orang lain. Karena itulah, redaksi “la’allakum tattaqûn” dalam QS. Al-Baqarah (2): 183, itu menggunakan kata kerja sedang atau akan datang. Para ulama menyebutkan, fi’il mudhari’ itu menunjukkan adanya istimrâr al-tajaddud atau kesinambungan untuk memperbaharui.

Dalam bahasan kedua dalam kitab Mukâsyafatu l-Qulûb, Imam Al-Ghazali membuat sub-judul “Sekali Lagi tentang Rasa Takut kepada Allah Ta’ala” (h. 30). Diilustrasikan, bahwa

“Apabila tubuh orang yang beriman itu gemetar karena takut kepada Allah Ta’ala, berguguranlah dosa-dosanya seperti daun yang berguguran dari pohon”.

Baca Juga: Warga Purworejo Ditemukan Meninggal Dunia di Buh Liwuk Tambak

Didahului penjelasan tentang Allah mempunyai malaikat-malaikat di langit ke tujuh yang sujud sejak Allah menciptakan mereka hingga hari kiamat. Itulah yang digambarkan Allah: “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa di atas mereka, dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka) (QS. Al-Anfal (8): 50).

Sudah barang tentu yang kita harapkan, takut kita kepada Allah kita oleh menjadi rasa cinta kepada Allah.

Ibadah puasa mengajarkan pada kita untuk jujur. Karena Allah menegaskan, bahwa ibadah puasa kita adalah untuk Allah dan Allah yang akan langsung membalasnya (Hadits Qudsi).

Baca Juga: Dinilai Berkontribusi Besar terhadap IPHI, Lima Tokoh Jateng Ini Mendapat IPHI Jateng Award, Siapa Saja...

Rasulullah saw bersabda: “Bagi orang yang puasa, ada dua kebahagiaan, kebahagiaan saat berbuka, dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Allah” (Riwayat Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, dan Ibnu Majah). 

Ibadah puasa mengajarkan dan melatih kita supaya bisa jujur pada diri kita sendiri, dan takut kepada Allah, agar kita disayangi-Nya.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x