Toleransi Beragama dan Penguatan Moderasi Beragama, Prof Ahmad Rofiq: Spirit Toleransi dalam Pidato Haji Wada’

- 30 Maret 2023, 08:14 WIB
Prof Ahmaf Rofiq tentang moderasi beragama
Prof Ahmaf Rofiq tentang moderasi beragama /Dw Widiyastuti/

Tema ini menurut Kabid Penais Zawa, Drs. H. Afif Mundzir, M.Si. masih sangat dibutuhkan, karena para penyuluh agama Islam sebagai ujung tombak untuk melakukan literasi moderasi beragama, merupakan suatu keniscayaan untuk lebih memahami bagaimana konsep toleransi beragama dan pemahaman moderasi beragama secara komprehensif.

Praktik toleransi dan moderasi, merupakan dua kosa kata yang saling isi dan tidak bisa dipisahkan, laksana dua sisi keping mata uang. Agama Islam sendiri merupakan agama yang toleran, dan karena itu, merupakan agama yang moderat, yang tidak menyukai ekstrem kanan atau kiri. Lalu, apa sebenarnya makna toleransi dan  moderasi mari kita telusuri dalam Kamus Besar Bahasa Infonesia.

Dalam KBBI dinyatakan, bahwa toleransi (to·le·ran·si) n 1 sifat atau sikap toleran: dua kelompok yang berbeda kebudayaan itu saling berhubungan dengan penuh --; 2 batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan; 3 penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja; bertoleransi (ber·to·le·ran·si) v bersikap toleran: sifat fanatik dan tidak ~ menjadi penghambat perundingan ini; menoleransi (me·no·le·ran·si) v mendiamkan; membiarkan: Pemerintah tidak akan ~ aparat yang menggunakan dana pembangunan dengan dalih berbelit-belit.

Baca Juga: Terbaru! Surat Edaran THR 2023 PNS, PPPK, TNI Polri, Pensiunan Naik 10 Persen? Ini Daftar Penerima THRnya

Laman Al-Alukah al-Syar’iyyah merilis bahwa, Islam adalah agama al-millah al-hanifiyah (agama yang toleran), agama ahli tauhid di setiap masa dan tempat.  Artinya, menyerahkan diri dan mengikuti Sang Khaliq – Yang Maha Tinggi dan Luhur. Mengikutinya dengan ketaatan murni dari syirik (menyekutukan Allah).

Demikian itu dengan mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus (toleran) dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik” (QS. Al-An’am (6):161.

As-Sa’dy rahimahullah mengatakan: “Allah Ta’ala memerintah nabi-Nya saw agar mengatakan dan mengumumkan bahwa apa yang disampaikan dari hidayah (Allah) ke jalan yang lurus.

Agama yang tegak atau lurus yang mengandung akidah yang bermanfaat, amalan shalihah, perintah dengan setiap kebaikan, larangan dari setiap keburukan, yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul, khususnya para imam-imam yang hanif (lurus), dan orang tua orang yang diutus para Nabi setelah wafatnya Khalilurrahman Ibrahim as, yaitu agama yang hanif (lurus atau toleran) yang memalingkan dari agama yang tidak lurus, dari agama-agama yang menyimpang, seperti Yahudi, Nashrani, dan Musyrikin.

Toleransi beragama adalah sikap menghormati dan menghargai pilihan agama orang lain, karena pilihan agama itu adalah bagian dari hak yang paling asasi yang tidak bisa diganggu gugat (non derogable right). “Yazid menceritakan kepadaku berkata, Muhammad bin Ishaq mengabarkan dari Dawud bin al-Hushain, dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullah saw ditanya: “Mana agama-agama yang paling dicintai di hadapan Allah? Beliau bersabda: “(Agama) yang lurus toleran)”. 

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x