Toleransi Beragama dan Penguatan Moderasi Beragama, Prof Ahmad Rofiq: Spirit Toleransi dalam Pidato Haji Wada’

- 30 Maret 2023, 08:14 WIB
Prof Ahmaf Rofiq tentang moderasi beragama
Prof Ahmaf Rofiq tentang moderasi beragama /Dw Widiyastuti/

Spirit Toleransi dalam Pidato Haji Wada’

Dari Jabir bin Abdillah ra, sesungguhnya Nabi saw berkhutbah kepada para Sahabatnya pada haji wada’, di tengah hari tasyriq, sebagaimana menurut Al-Baihaqy di dalam kitab Asy-Syu’ab, maka beliau bersabda: “Wahai manusia sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu (Esa)”.

Nabi saw mendahulukan kalimat ini, untuk mengingatkan para Sahabat kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sebagaimana beliau menghendaki untuk menghilangkan kelebihan Sebagian atas Sebagian lainnya karena status dan nasab, sebagaimana pada masa Jahiliyah.  Karena apabila Tuhannya satu, tidak akan tersisa keutamaan di luar taqwa untuk mewajibkan.

Kemudian beliau bersabda: “Ingat, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atau non-Arab, dan orang non-Arab adalah orang yang tidak berbicara dengan Bahasa Arab. Tidak ada kelebihan juga bagi orang non-Arab atas orang Arab. Tidak ada kelebihan juga bagi orang kulit merah atas orang kulit hitam, dan kulit hitam atas orang kulit merah kecuali dengan taqwanya. Artinya, tidak kelebihan bagi seseorang pun secara mutlak kecuali dengan taqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan inilah seruan kepada seluruh manusia, sehingga mereka meninggalkan rasa lebih unggul dengan status dan nasab, dan agar mereka berjuang di dalam beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sesungguhnya yang paling mulia dari kalian di sisi Allah, adalah yang paling bertaqwa di antara kalian. Artinya, sesungguhnya yang paling mulia dari kalian wahai manusia di sisi Allah adalah yang paling sungguh-sungguh bertaqwa kepada-Nya dengan memenuhi kewajibannya dan menjauhi maksiyat kepada-Nya, tidak ada yang lebih agung dari kalian rumah, dan paling banyak keluarganya”.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Purbalingga Rabu 29 Maret 2023, Pagi Cerah Berawan, Siang Sore Malam Potensi Turun Hujan

Kehidupan beragama dalam realitanya sehari-hari tidak bisa terpisahkan dengan kehidupan manusia pada aspek lainnya. Karena itu, diperlukan sinergi yang simbiotik – mutualistic antara semua komponen dan aspek kehidupan manusia.

Toleransi dalam praktik kehidupan beragama, akan tetapi di sebelah, ada praktik intoleransi di dalam ekonomi, seperti praktik hedonistic, flexing, dan sosialita, ini akan dapat memicu lahirnya sikap intoleran, kesewenang-wenangan, yang seakan orang seperti ini kebal hukum. Karena itu, sikap toleran dan moderasi juga harus secara simultan, ada perasaan dan kesadaran senasib dan sepenanggungan.

Dapat dirumuskan, bahwa praktik toleransi mampu mensupport dan mematangkan sikap moderasi dalam beragama, perlu didasari pemahaman yang utuh dan komprehensif bahwa agama yang dibawa, diajarkan, dan diteladankan oleh Rasulullah saw adalah agama yang toleran dan wasathiyah (moderat).

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Purwokerto Rabu 29 Maret 2023, Pagi Cerah Berawan, Siang Sore Malam Potensi Turun Hujan

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x