Jepang Cabut Penyataan Peringatan Tsunami Akibat Erupsi Semeru

- 5 Desember 2022, 13:49 WIB
Jepang Cabut Penyataan Peingatan Tsunami Akibat Erupsi Semeru
Jepang Cabut Penyataan Peingatan Tsunami Akibat Erupsi Semeru /Dian Sulistiono/

BANJARNEGARAKU.COM - Saat ini Aktivitas vulkanik Gunung Semeru aktif kembali, terbukti pada Minggu, 4 Desember 2022 mulai erupsi dan disebut dapat mengancam wilayah Jepang.

Baru-baru ini ada pernyataan dari Badan Meteorologi Jepang (JMA) menuturkan,  erupsi Gunung Semeru pada Minggu pagi bisa mengakibatkan tsunami.

Sedangkan JMA menyebutkan bahwa ancaman tsunami dapat mencapai dua wilayah di Okinawa.

Baca Juga: Raker LPTQ di Solo, Bekal Kota Semarang Beritikad Pertahankan Juara Umum MTQ Jateng

Dan Kedua wilayah itu yakni Miyakojima dan Yaeyama.

Usut punya usut, ternyata JMA mencabut pernyataan terkait ancaman tsunami imbas erupsi Gunung Semeru.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah dilakukan pemantauan di titik pengamatan di wilayah Jepang.

Baca Juga: Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk, Ini yang Dilakukan Permadani Banjarnegara, Merawat dan Nguri-uri Budaya

Dilansir Banjarnegaraku.com dari Pikiran Rakyat yang tayang pada Minggu 4 Desember 2022, https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-015928520/badan-meteorologi-jepang-tarik-pernyataan-peringatan-tsunami-imbas-erupsi-gunung-semeru.

"Sekitar pukul 11:18 tanggal 4 Desember 2020 (waktu Jepang), terjadi letusan besar-besaran di Gunung Api Semeru (Indonesia).

Saat ini, tidak ada perubahan pasang surut yang signifikan yang diamati di titik pengamatan di Jepang dan luar negeri," bunyi keterangan JMA, dikutip pada Minggu, 4 Desember 2022.

Sementara itu, di dalam negeri erupsi Gunung Semeru mengakibatkan enam desa terdampak Awan Panas Guguran.

Baca Juga: Bupati Pantau Dampak Gempa di Garut, Sejumlah Rumah di Beberapa Kecamatan Retak

Dalam keterangannya, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan enam desa yang terdampak berada di tiga kecamatan.

Keenam desa tersebut meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian.

Di samping itu, awan panas guguran Gunung Semeru mengakibatkan sebanyak 1.979 warga mengungsi yang tersebar di 11 titik meliputi 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN Sumberurip, 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip.

Baca Juga: Bupati Pacu Semangat Penyandang Disabilitas Untuk Terus Berkarya

Lalu 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di Kantor Kecamatan dan sisanya di SMPN 2 Pronojiwo.

Ia melanjutkan untuk saat ini pihak Dinas Sosial (Dinsos) dan PMI sedang mendirikan dapur umum untuk para pengungsi. Pemerintah setempat membagikan sebanyak 14.000 lembar masker kain untuk mencegah risiko penyakit pernafasan akibat abu vulkanik.

Lebih jauh kata Abdul, hingga saat ini belum dilaporkan korban jiwa yang jatuh akibat erupsi Gunung Semeru. Menurutnya, tim gabungan TNI-Polri dan relawan mengupayakan penyelamatan dan pencarian serta evakuasi.

Baca Juga: SMSI Jateng dan Peradi Semarang Berkolaborasi dan Berkomitmen Membangun Kekuatan Media Siber Indonesia

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Semeru dari level III (awas) menjadi level 4 (siaga) pada Minggu, 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB.***

Editor: Nowo Sarwidi, S.Pd

Sumber: PikiranRakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x