Ini Penyebab Kecelakaan di Jalan Tol, Djoko Setijowarno: Mulai dari Pengemudi Mengantuk, Over Speed, hingga...

- 26 Maret 2023, 15:45 WIB
Korban kecelakaan di jalan tol
Korban kecelakaan di jalan tol /Dwi Widiyastuti/

Terkait itu agar pengendara memastikan betul kesiapan fisiknya sebelum berkendara. Jika merasa lelah, pengemudi harus beristirahat, bukan malah meminum suplemen tambahan agar bisa bertahan mengemudi. Kondisi itu akan merusak kondisi tubuh. Sebelum menempuh perjalanan jauh, sebaiknya beristirahat dengan cukup. Kalau di tengah perjalanan merasa lelah, langsung mencari tempat istirahat terdekat dan beristirahat untuk menghindari risiko kecelakaan.

Baca Juga: Ingin Dapatkan Pahala Seperti Sholat di Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan Masjid Madinah? Lakukan Ini!

Untuk perjalanan lebih dari 8 jam, disarankan ada dua pengemudi yang bisa bergantian. Satu pengemudi hanya boleh menyetir secara terus-menerus maksimal selama 4 jam. Setelah 4 jam, pengemudi wajib istirahat. Jika terburu-buru, perjalanan bisa dilanjutkan dengan pengemudi lain.

Kebanyakan pengemudi, terutama kendaraan pribadi, mengemudi lebih dari 4 jam. Selain karena tidak tahu bahwa hal itu dilarang, terkadang mereka juga tidak bisa menolak permintaan juragannya supaya bisa cepat sampai. Padahal, sopir itu dikasih tidur 15 menit saja, lalu cuci muka terus melanjutkan perjalanan sudah aman untuk melanjutkan perjalanan.

Pemerintah menyiapkan fasilitas istirahat yang layak untuk para sopir di sejumlah tempat, misalnya rest area atau tempat istirahat, ataupun tempat wisata. Jika sopir mendapatkan istirahat yang layak dan berkualitas, risiko kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal bisa ditekan.

Selain memastikan tubuh pengemudi dalam kondisi prima, kondisi kendaraan juga harus dipastikan laik jalan. Tekanan angin dan kondisi ban harus dicek sebelum kendaraan dijalankan. Bahan bakar juga dianjurkan diisi penuh sebelum perjalanan. Aktivitas mengantre pengisian bahan bakar juga bisa memicu kelelahan pengemudi

Faktor penyebab fatalitas dalam kecelakaan lalu lintas adalah tak tersedianya rear underrun protection (RUP) atau perisai kolong belakang pada truk (Ahmad Wildan, 2022).

Semestinya, semua truk besar dipasangi RUP sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 74 Tahun 2021 tentang Perlengkapan Keselamatan Kendaraan Bermotor. Pemilik truk seharusnya memahami ini sebagai upaya menurunkan tingkat fatalitas kecelakaan tabrak belakang yang kerap melibatkan truk besar.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Djoko Setijowarno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x