https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309
Sebagai penambah informasi, untuk Kurikulum Merdeka sendiri sebenarnya memiliki 3 karateristik, yaitu terletak pada pengembangan soft skill, dan karakter, fokus pada materi esensial, dan pembelajaran dilakukan fleksibel.
Baca Juga: Polres Banjarnegara Amankan 16 Pelajar, Bawa Senjata Tajam Diduga Akan Lakukan Aksi Tawuran
Ketiga karakteristik tersebut dapat dilakukan dengan baik oleh guru yang sudah dilatih, dan dipersiapkan sehingga menjadi ujung tombak program ini.
Pada wawancara yang dilakukan secara virtual, Ramdani selaku pelatih atau fasilitator Sekolah Penggerak mengatakan, perbedaan yang paling fundamental antara Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya adalah, pada kurikulum sebelumnya program pembelajaran secara kurikuler dilaksanakan per tahun (per kelas).
Sedangkan di Kurikulum Merdeka pelaksanaan program pembelajaran secara fase. 3 fase di tingkat SD, 1 Fase di tingkat SMP dan 2 fase di tingkat SMA/SMK.
“Pada Kurikulum 2013, tidak ada pembelajaran secara khusus Profil Pelajar Pancasila. Sedangkan di Kurikulum Merdeka, Profil Pelajar Pancasila masuk ke dalam kurikulum inti yang dilaksanakan berbasis Proyek,” sambungnya melalui aplikasi percakapan.
Saat ini Ramdani telah membina 7 sekolah yang ada di wilayah DKI Jakarta, dan setiap sekolah yang dibina sudah menerapkan Kurikulum Merdeka pada setiap kelasnya.
Menurut Ramdani, penerapan Kurikulum Merdeka ini perlu dilakukan secara bertahap, dan bimbingan intensif, agar segala proses kegiatan, dan adaptasi setiap sekolah dapat dilalui dengan baik.