Jumat Ceria, Siswa SMPN 1 Bawang Kedatangan Tamu Srikandi Istimewa, Apa yang Mereka lakukan

21 Januari 2023, 15:22 WIB
Narasumber Puskesmas 1 Bawang sampaikan materi sosialisasi dalam Jumat Ceria di SMPN 1 Bawang pada 20 januari 2023 /doc. Humas SMP 1 Bawang

BANJARNEGARAKU.COM - Pemandangan berbeda nampak pada Jumat 20 januari 2023, ratusan siswa SMPN 1 Bawang nampak sumringah mengikuti kegiatan bertajuk jumat ceria.

Kegiatan yang digelar di lapangan indor sekolah tersebut menghadirkan narasumber dari Puskesmas 1 Bawang.

Kepala SMPN 1 Bawang Fransiska Yulianti Parera mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai materi kegiatan program Jumat Ceria yang merupakan program rutin sekolah.

"SMPN1 Bawang menjalin kemitraan dengan Puskesmas 1 Bawang melakukan penjaringan dan pelayanan kesehatan," ujarnya.

Pihaknya menjelaskan, upaya tersebut sebagai deteksi dini terhadap permasalahan kesehatan siswa serta pendampingan remaja guna mengantisipasi pergaulan bebas remaja dan penyalahgunaan Napza.

Baca Juga: Rekor MURI Catat 12.616 Orang Senam Sehat Moderasi Beragama Kemenag di Alun-Alun Banjarnegara

"Kerjasama ini sangat menguntungkan bagi siswa dan sekolah terutama dalam pemantauan dan pembinaan masalah kesehatan bagi peserta didik," ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, secara umum peserta didik tampak sehat akan tetapi sering mereka saat mengikuti upacara banyak yang sakit dan jatuh pingsan.

Pihaknya berharap sinergi dan kerja sama yang terjalin dapat terus berjalan dengan baik karena sangat memberikan manfaat bagi siswa SMPN 1 Bawang.

"Edukasi dan pemahaman mengenai masalah kesehatan sangat diperlukan bagis siswa, terlebih mereka mendengar dan mempelarai langsung dari ahlinya," pungkasnya.

Baca Juga: Guru Paud di Banjarnegara Dirangsang Untuk Budayakan Menulis, Penguatan Kompetensi dan Pengembangan Karakter

Sementara itu, salah satu narasumber kegiatan Ichi Rosdewi Puspita tampil atraktif dan enerjik menjelaskan tentang pengertian kesehatan secara umum.

"Sehat secara umum dapat dikatakan sehat secara fisik, psikis, dan sosial," ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan sehat adalah suatu kondisi keutuhan dari kemampuan fungsional dan keadaan lebih baik dan sejahtera.

"Bisa dilihat, sehingga seseorang dilihat mampu memiliki fungsional tubuh yang baik, mampu beradaptasi dengan lingkugan secara adekuat, serta merasa lebih baik," lanjutnya.

Pihaknya juga mengajak siswa untuk menghitung bersama berat badan dan tinggi badannya dengan memanfaatkan aplikasi IMT (indeks masa tumbuh) di android masing-masing serta pentingnya pengaturan pola makan sehat. 

Baca Juga: Kabar Baik, Kuota Peserta Raimuna Nasional 2023 Bertambah, Banjarnegara Mulai Bersiap

Selain itu pihaknya juga menyampaikan tentang penyakit HIV AIDS, kesehatan reproduksi remaja, anemia, dan bahaya merokok serta Napza.

"Napza adalah narkotika psiko tropika dan zat aditif yang digunakan untuk keperluan medis sehingga hanya dokter saja yang boleh menggunakannya untuk penanganan pasien," ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, penyalahgunaan Napza akan berdampak sangat fatal bagi kesehatan manusia.

Pihaknya menekankan kepada generasi muda jangan sampai terjerumus dalam lembah atau jurang penyalahgunaan Napza.

Baca Juga: Bank Jateng Bantu Jamban Sehat Senilai Rp200 Juta Untuk Masyarakat Banjarnegara

"Sangat berbahaya dan bisa mengancam masa depan dan kehidupan, baik secara fisik, psikis serta berdampak bagi lingkungan dan keluarga," lanjutnya.

"Masa remaja merupakan titik awal mulai berfungsinya organ seks oleh karena itu remaja harus menyadari dan menyikapinya secara bijak”.

Selain itu, pihaknya juga menekankan dalam kaitannya dengan pergaulan remaja zaman sekarang yang tidak dapat dibatasi oleh waktu dan ruang karena adanya fasilitas kecanggihan teknologi.

"Jadi kita juga harus bijak dalam memanfaatkan teknologi, harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk, karena pastinya akan menjadikan faktor kecanduan," tutur Icha.

Baca Juga: Puluhan Guru dan Kepala Sekolah di Karangkobar Banjarnegara Bedah Metode Kurikulum Merdeka

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa remaja harus bisa memilih dan memilah konten yang ada sehingga tidak mengganggu atau bahkan merusak masa depannya.

"Masa remaja merupakan titik awal mulai berfungsinya organ seks oleh karena itu remaja harus menyadari dan menyikapinya secara bijak," pungkasnya.

Dirinya mencontohkan bahaya akibat pergaulan bebas yang bisa didasari karena terbawa arus dan kemajuan teknologi.

Sementara itu Norisa sebagai tenaga sanitarian mengungkapkan pentingnya menggerakkan warga masyarakat dan sekolah untuk berperilaku sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat.

Baca Juga: Gus Yasin Minta Santri Tahfidh Al-Qur'an Jaga Almamater dan Sopan Santun

"Pelibatan masyarakat mutlak dilakukan dalam rangka mendukung lingkungan yang sehat dan aman," ujarnya.

Salah satu program yang digencarkan yakni dengan mematuhi STBM atau sanitasi total berbasis masyarakat.

"STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan," lanjutnya.

Pihaknya berharap dengan mengenalkan dan edukasi kepada siswa tentang STBM tersebut, akan menjadikan pemicu untuk penerapan PHBS minimal di lingkungan sekolah dan keluarga.***

 

Editor: M. Alwan Rifai

Tags

Terkini

Terpopuler