Landslide Data Recorder 'LSDR' Alat Monitoring Tanah Bergerak Diujicobakan di Banjarnegara

- 13 Februari 2022, 18:52 WIB
Landslide Data Recorder 'LSDR' alat monitoring tanah bergerak terpasang dan diujicobakan di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara pada Minggu 13 Februari 2022.
Landslide Data Recorder 'LSDR' alat monitoring tanah bergerak terpasang dan diujicobakan di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara pada Minggu 13 Februari 2022. /

BANJARNEGARAKU - Landslide Data Recorder 'LSDR' alat monitoring tanah bergerak diujicobakan di Banjarnegara

Alat monitoring tanah bergerak tersebut bernama Landslide Data Recorder 'LSDR' buatan Havid Adhitama beserta tim teknik ORARI Lokal Banjarnegara

Alat tersebut diujicobakan atau sukses dipasang untuk mengirimkan data kondisi tanah di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara pada Minggu 13 Februari 2022.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD MI Halaman 70 Apa Ciri-ciri Firma?

Saat dikonfirmasi Ketua ORARI Lokal Banjarnegara, Harsono Widjayanto menuturkan hingga saat ini potensi longsor yang ada belum bisa diprediksi.

Harsono menambahkan, dengan daerah pegunungan seperti Banjarnegara ini sangat perlu adanya alat yang bisa memonitor daerah rawan longsor.

Semnentara Havid Adhitama menjelaskan, bahwa alat ini masih dalam tahap ujicoba awal, tujuan pemasangan saat ini belum fokus untuk mitigasi, namun bertujuan untuk menghimpun data parameter terlebih dahulu.

Ia menjelaskan bahwa data-data ini nantinya akan dianalisa yang kemudian ketika data tersebut sudah diketahui titik normal dan abnormalnya maka dikembangkan lebih lanjut sebagai early warning system bencana tanah longsor.

Alat ini diberi nama LSDR, Landslide Data Recorder.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD MI Halaman 79 82 84 Apa Tradisi Daerahmu?

Dari penuturanya, alat ini sudah mendapatkan izin experiment dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan callsign khusus YH2AEE.

Alat tersebut dikembangkan oleh Havid Adhitama dan Arifin Santoso yang terinspirasi dari satelit LORA.

"Kami mengadopsi cara kerjanya untuk diterapkan pada medan terestrial. Satelit terestrial ini dapat mengirimkan data pemantauan dari lokasi terpencil tanpa memiliki ketergantungan pada jaringan internet," jelas mahasiswa UNNES itu.

Sementara itu, Arifin Santoso menambahkan keunggulan alat tersebut selain rendah daya juga memiliki kapasitas yang baik untuk komunikasi data melalui radio.

"Ini sebuah teknologi baru yang belum begitu lumrah dipakai di Indonesia. Banjarnegara akan menjadi yang terdepan ketika menerapkan teknologi ini," tambahnya.

Baca Juga: Ternyata Manfaat Kopi Bagus untuk Rambut!

Dari paparanya, alat pemantau ini dapat memberikan data berupa kemiringan tanah, pergerakan tanah, kejenuhan tanah, intensitas hujan, suhu dan kelembapan udara.

"Ketika data ini diolah dengan tepat maka bukan tidak mungkin potensi longsor bisa diprediksi secara akurat, sehingga masyarakat yang berpotensi terdampak bisa menyelamatkan diri," katanya.

Saat ini data pematauan tersebut bisa dipantau melalui web, data tersebut juga memungkinkan untuk diinterpretasikan oleh instansi yang berwenang untuk menentukan langkah yang tepat dalam mitigasi bencana tanah longsor di Banjarnegara.

Dalam pengembanganya, data dan notifikasi dari alat tersebut bisa diakses oleh masyarakat secara langsung melalui aplikasi ponsel ataupun aplikasi chating Telegram yang di integrasikan menjadi Bot otomatis.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD MI Halaman 70 73 Subtema 2 Perubahan Lingkungan, Pembelajaran 3

Ujicoba ini juga dihadiri oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Banjarnegara, mereka mengapresiasi dan mendukung penuh ujicoba ini.

Mereka sangat terbuka dan mendukung inovasi yang berdampak pada masyarakat, terlebih menyangkut keselamatan masyarakat Banjarnegara dari bencana longsor.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x