Network
BANJARNEGARAKU.COM - Kabupaten Banjarnegara dalam sejarahnya pernah terbagi menjadi dua wilayah Negara, sisi Timur masuk dalam bagian Negara Indonesia, dan sisi barat menjadi wilayah Belanda.
Dibangunnya monumen Renville sebagai saksi terbaginya Banjarnegara, monumen tersebut merupakan peringatan hasil dari Perjanjian Renville yang berada di sisi utara jalan raya. Tepatnya di Desa Joho Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Monumen ini dibangun sebagai batas wilayah pendudukan Belanda dan RI dari hasil Perjanjian Renville.
Dikutip banjarnegaraku.com dari beragam sumber. Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Republik Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Perjanjian ini merupakan hasil perundingan antara kedua belah pihak yang ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN). Perjanjian ini menetapkan garis demarkasi baru antara wilayah pendudukan Belanda dan RI.
Baca Juga: Latihan Soal dan Kunci Jawaban Penilaian Tengah Semester IPS Kelas 6 SD MI, Perjanjian Renville
Garis demarkasi ini membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian, yaitu wilayah pendudukan Belanda dan wilayah RI yang dikuasai oleh tentara Belanda. Wilayah pendudukan Belanda meliputi Sumatra, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Sementara itu, wilayah RI yang dikuasai oleh tentara Belanda meliputi Sumatra dan Jawa Timur.
Monumen Renville dibangun pada tahun 1949 untuk memperingati hasil dari Perjanjian Renville. Monumen ini berbentuk tugu setinggi 10 meter yang terbuat dari batu bata. Pada tugu tersebut terdapat lukisan yang menggambarkan peristiwa pertempuran antara tentara Belanda dan RI.
Monumen Renville merupakan salah satu situs sejarah penting di Indonesia. Monumen ini menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.
Latar Belakang Perjanjian Renville
Perjanjian Renville merupakan hasil dari perundingan antara Republik Indonesia dan Belanda yang ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN). Perundingan ini diawali dengan Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947. Agresi ini menyebabkan wilayah Indonesia semakin sempit dan banyak penduduk yang mengungsi.
