BANJARNEGARAKU – Ngadiman, pria 58 tahun menjalani kehidupan ibarat menyusuri jalan setapak yang setiap langkahnya akan menyisakan jejak.
Warga Desa Karangkemiri, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ini berkeinginan agar setiap langkahnya membawa arti, terutama bagi kemanusiaan.
Baginya, menolong sesama merupakan sebuah panggilan menjawab panggilan itu dengan menjadi pendonor darah sukarela dengan mendonorkan darahnya secara rutin.
Baca Juga: Terkait Stock BBM Selama Ramadhan, Berikut Penjelasan Pertamina
Alkisah bermula sejak tahun 1986, saat usianya 22 tahun dan bekerja sebagai sopir mobil ambulans dan mobil jenazah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjarnegara, dia mulai mendonorkan darahnya.
Kali pertama mendonor darah, Ngadiman merasakan gemetar di seluruh tubuh, ia merasakan ada kebanggaan bisa mengambil bagian dalam aksi kebaikan.
"Saya juga merasa tubuh menjadi enteng, merasa bugar dan sangat sehat setelah melakukan donor darah," ungkapnya.
Baca Juga: Harga Daging Sapi Meroket di Banjarnegara, Ini Penyebabnya
Sejak saat itu, Ngadiman mulai rutin mendonorkan darahnya, minimal tiga bulan sekali dan hingga saat ini, saat usianya menginjak 58 tahun, ia tercatat pernah mendonorkan darahnya sebanyak 118 kali.