Inilah 6 Rekomendasi Arah Jalan yang Dihasilkan Simposium V AGSI di Jakarta

- 22 Oktober 2023, 21:47 WIB
Kegiatan AGSI mengunjungi Rumah Presiden Soeharto di Jl. Cendana, Menteng Jakarta.
Kegiatan AGSI mengunjungi Rumah Presiden Soeharto di Jl. Cendana, Menteng Jakarta. /Brave/Heni

BANJARNEGARAKU.COM - Simposium Nasional Guru Sejarah Indonesia yang bertema Quo Vadis Pendidikan Sejarah (Mau dibawa kemana Pendidikan Sejarah), menghasilkan 6 Rekomendasi untuk masa depan yang harus dikerjakan. Sekira 250 Guru sejarah terbaik dan berprestasi dari seluruh Indonesia berkumpul di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta.

Rapat kerja nasional (Rakernas) dan Simposium Nasional Guru Sejarah Indonesia dihelat Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) berlangsung Kamis - Sabtu 19-21 Oktober 2023. Guru-guru Sejarah seluruh Nusantara berkumpul dan melakukan rapat penting menentukan arah masa depan Pendidikan Sejarah. 

Baca Juga: 5 Tempat Makan di Banjarnegara dengan View Sungai Serayu, Lengkap dengan Google Maps

Kegiatan dari organisasi tunggal nasional guru sejarah tersebut menghasilkan Risalah Rekomendasi. Hasil ini dibacakan oleh Presiden AGSI, Sumardiansyah Perdana Kusuma. 

"Atas berkat rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa Simposium Nasional Guru Sejarah Indonesia V dengan mengusung tema Quo Vadis Pendidikan Sejarah yang diadakan di Padepokan Pencak Silat Jakarta pada 19-21 Oktober 2023, dihadiri oleh 250 orang guru sejarah terbaik, berprestasi, dan berdedikasi dari seluruh Indonesia," jelas Sumardiansyah.

Adapun rekomendasi hasil Rakernas dan Simposium AGSI secara lengkap sebagai berikut: 

  1. Memperjuangkan frase sejarah Indonesia agar masuk sebagai muatan wajib kurikulum di pendidikan dasar dan menengah dalam UU Sistem Pendidikan Nasional. 
  2. Menggalang aliansi sejarah dan mewujudkan kerja sama antar organisasi profesi ataupun komunitas kesejarahan (AGSI, MSI, P3SI, PPSI, APSII, KHI, dan lain sebagainya) untuk bergotong royong memajukan dunia kesejarahan. 
  3. Merekonstruksi sejarah berdirinya AGSI serta pencapaian hingga masa sekarang melalui penelitian dan penerbitan buku sejarah organisasi sebagai warisan identitas bagi anggota pengurus organisasi. 
  4. Menjadikan sejarah sebagai pembelajaran yang kontekstual, menyenangkan dan bermakna di hadapan murid-murid melalui guru-guru sejarah yang memiliki pola pikir tumbuh (growth mindset), kehidupan berkualitas (well being), berpijak pada fakta dan sumber yang kredibel (literatif), serta berorientasi pada nilai-nilai luhur.
  5. Guru sejarah akan selalu bersikap bijaksana melalui penghormatan terhadap Presiden-presiden RI, para tokoh yang pernah memimpin bangsa dengan menelusuri jejak sejarahnya, untuk kemudian menggali dan menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, dengan segala kelebihan maupun kekurangannya sebagai bahan pembelajaran di ruang-ruang kelas.
  6. Guru sejarah menyatakan kesetiaan terhadap Pancasila dan UUD 1945 serta menolak kehadiran komunisme maupun paham-paham lain yang dianggap dapat mengancam keutuhan NKRI.

Baca Juga: Selain Menyumbang Uang Rp20 Juta kepada Orang Tua Dr Sulistiyono MPd, PGRI Gresik Jatim juga Melakukan Ini...

Rekomendasi ini telah disampaikan kepada Dirjen GTK Kemdikbudristek, Nunuk Suryani pada hari kedua Simposium. 

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Narasumber ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x