Kongres Pecinta Alam Purbalingga: Ketika para Pendaki Gunung Bentuk Aliansi Relawan Bencana

14 November 2022, 09:47 WIB
Kongres Pecinta Alam Purbalingga: Ketika para Pendaki Gunung Bentuk Aliansi Relawan Bencana /Dian Sulistiono/

BANJARNEGARAKU.COM – Puluhan organisasi pecinta alam di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah menggelar kongres di Universitas Perwira Purbalingga (Unperba), Minggu 13 November 2022.

Kongres bertajuk “Ngopi PB” ini membahas peran serta insan pecinta alam dalam upaya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Purbalingga, Taufik Katanso mengatakan, pecinta alam merupakan elemen penting yang selalu terlibat sebagai relawan di setiap kejadian bencana.

Baca Juga: Lestarikan Tradisi Juang TNI AD, Puspenerbad Gelar Pameran Alutsista Di Purbalingga

“Kongres ini sebagai bentuk kordinasi sekaligus pernyataan sikap kesiapsediaan anggota pecinta alam untuk turut serta menjadi relawan kebencanaan di Purbalingga,” katanya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Kuat Waluyo menjelaskan, purbalingga memiliki sejumlah potensi kerawanan bencana.

“Potensi bencana yang ada di wilayah Purbalingga antara lain longsor, banjir, angin puting beliung, kekeringan, erupsi gunung berapi, gempa dan kebakaran hutan,” ujarnya.

Baca Juga: Pemkab Banjarnegara Buka Seleksi Penerimaan PPPK Tenaga Kesehatan, Berikut Selengkapnya

Anggota Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Purbalingga, Lismanto mengungkapkan, para relawan perlu dibekali ilmu manajemen kebencanaan terlebih dahulu sebelum turun ke lokasi bencana.

Lismanto merinci, ada tiga fase dalam manajemen kebencanaan. Pertama adalah prabencana yang berisi upaya-upaya pencegahan dan mitigasi.

Fase tanggap darurat meliputi, pertolongan evakuasi korban, posko pengungsian, manajemen logistik hingga dapur umum.

Baca Juga: Latihan Soal dan Kunci Jawaban IPA Kelas 6 SD MI Semester 1, Cara Hewan Berkembang Biak

“Untuk fase pascabencana meliputi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Tak hanya bangunan fisik yang dibangun tapi juga mental dan psikis para korban untuk bisa kembali beraktivitas,” terangnya.

Ada empat hal yang disepakati oleh 22 organisasi pecinta alam yakni, membentuk aliansi relawan pecinta alam, pendataan potensi relawan pecinta alam, peningkatan kapasitas potensi relawan pecinta alam, dan mendesak pemangku kepentingan untuk segera membuat Kajian Risiko Bencana (KRB) tingkat kabupaten.

Untuk rencana rencana tindak lanjut jangka pendek yang akan dilakukan oleh aliansi relawan pecinta alam adalah mendata potensi kerawanan bencana di desa-desa domisili para relawan, sosialisasi kepada masyarakat untuk membuat rencana mitigasi, dan audiensi dengan Muspida.

Unsur pecinta alam sekolah yang hadir yakni Mapala Perwira Unperba, PPA Gasda, Paspajos, Sakabuana, PPA Wanasaka, Skansapala, Kapaksesa, Padmapala, Samaranthu, Pamabos, Arunapala, Semapala, Kompas, PPA Chrisda, Palateksa, dan Smakdapala.

Sementara unsur pecinta alam dari umum yakni MTMA, Restupala, Jaripala, Garedhapala, Arwapala, GPA Astadecha, dan OI Purbalingga.***

Editor: Nowo Sarwidi, S.Pd

Sumber: Dinkominfo Purbalingga

Tags

Terkini

Terpopuler