BANJARNEGARAKU.COM - Tembang Pangkur oleh pranata cara Bagong mengawali acara “Sarasehan dan Deklarasi: Seni, Budaya dan Icon Banjarnegara”. Sekira 150 orang pegiat seni Banjarnegara dan aktivis berkumpul di Balai Budaya pada Minggu 23 Juni 2024.
Ketua Panitia Sarasehan, mBah Miskun Fayakun mengatakan bahwa sudah saatnya kebudayaan Jawa dikembalikan kepada orang Jawa.
“Sudah 453 tahun kebudayaan Banjarnegara disepelekan,” ujarnya.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-71 Kyai Muhammad Roni, Bupati Tiwi Ajak Lanjutkan Semangat Pendahulu
Menurut penggagas acara, Wahono, para budayawan Banjarnegara sudah membicarakan Seni, Budaya dan Ikon selama 3,5 tahun. Banjarnegara harus punya identitas kalau mau maju.
“Budaya paling dasar adalah komunikasi yang digunakan adalah Cablaka atau Blaka Sutha. Berbicara apa adanya tanpa tedheng aling-aling dengan gaya Bawor,” ujar Wahono.
Sungai Serayu sangat lekat dengan kehidupan Banjarnegara. Sayangnya kalau sungai dijadikan ikon, maka bentuknya menurut Wahono akan seperti cacing. Maka dari itu diambillah sumber mata air Sungai Serayu yaitu mata air (tuk) Bima Lukar.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia pada Fase Grup Piala AFF U-16 2024
Bima adalah tokoh Pandawa yang berbicara tanpa bahasa krama dan cablaka.