"Jadi sekaligus dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa setiap momentum hari jadi kita juga memperkenalkan budaya kita tradisi kita termasuk benda-benda pusaka yang merupakan tinggalan pusaka leluhur," ungkap Bupati Tiwi usai mengikuti Kirab Pusaka Manggala Praja di Halaman Pendopo Dipokusumo.
Seperti yang diketahui, acara Pahargyan Agung diselenggarakan di Pendopo Dipokusumo. Acara ini menampilkan 2 tarian. Pertama, Tari Gambyong, atau tari Jawa Klasik yang sering digunakan untuk menyambut tamu. Kedua, Tari Beksan Maheswari Gayatri. Keduanya ditampilkan oleh Kanca Seni Purbalingga naungan Dindikbud Purbalingga.
Sedangkan Kirab Pusaka Manggala Praja berlangsung mengitari kota Purbalingga. Mulai dari Pendopo Dipokusumo - Alun-alun - Jalan Jenderal Soedirman - Jalan Letjend S Parman - Jalan Letkol Isdiman - Jalan Piere Tendean dan kembali ke Pendopo Dipokusumo.
Dalam Kirab, disamping membawa pusaka juga diiringi pasukan Bregodo Prajurit yang didatangkan langsung dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Mulai dari Prajurit Musik, Prajurit Tamtomo, Prajurit Prawiroanom, Prajurit Jayengastro, dan Prajurit Sorogeni.
Kirab ini juga diikuti Keluarga Bupati dan Forkopimda yang menaiki kereta kencana serta sejumlah pejabat Pemkab Purbalingga yang menaiki delman, becak serta iring-iringan Gunungan Hasil Bumi Potensi lokal masing-masing kecamatan.
"Kirab pusaka ini membawa benda-benda pusaka tinggalan leluhur-leluhur kita mengeliling kota Purbalingga. Tadi juga mengundang pasukan dari Solo termasuk dengan kereta kencananya," katanya.
Di usia yang ke 192 tahun Kabupaten Purbalingga, Bupati berharap Kabupaten Purbalingga ke depan lebih maju, lebih sejahtera, lebih berdaya saing dan Purbalingga mampu menghantarkan masyarakatnya lebih sejahtera.
"Oleh karenannya saya ingin mengajak seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali untuk saeyeg saekoproyo hulubis kuntul baris kita bersama-sama bersinergi bersama, bergandengan tangan untuk bergerak bersama-sama membangun Kabupaten Purbalingga ke depan," katanya.