Serunya Perang Tomat di Purbalingga, Kena Ceprot!

- 31 Juli 2023, 11:04 WIB
Perang Tomat dalam acara Festival Gunung Slamet ke 6 Purbalingga
Perang Tomat dalam acara Festival Gunung Slamet ke 6 Purbalingga /Brave/Instapurbalingga / tangkap layar

 

BANJARNEGARAKU.COM - Saling lempar tomat lembek sehingga orang-orang belepotan warna merah tomat. Jangan lengah karena lawan bisa datang dari mana saja. Ceprot! tomat lembek itu mengenai pipi. Itulah sepenggal serunya Perang tomat di Perang Tomat pada 30 Juli 2023 di D'Las, desa Serang, kecamatan Karangreja, kabupaten Purbalingga. 

 

Event Perang Tomat diadakan sebagai bagian dari event Festival Gunung Slamet (FGS) ke-6 tahun 2023. Event yang dilaksanakan di area parkir wisata D'Las diikuti ratusan warga Serang untuk mengenang sejarah desanya. 

 

Dilansir dari laman PPID, Kepala Bidang Pariwisata Dinporapar Purbalingga, Riswanto menceritakan sejarah perang tomat ini. Riswanto mengatakan asal-usul nama desa Serang bermula dari banyaknya jawara yang datang ke desa tersebut untuk menguji kesaktian sesepuh desa. 

 

Kemudian sesepuh tersebut melayani keinginan para jawara yang datang dengan mengadakan ujangan atau perang. “Sesepuh itu didampingi para jawara desa dan pendukung yang selalu mengatakan serang,” kata Riswanto. 

 

Oleh karena sering mengadakan ujangan di Desa Serang, untuk melestarikannya saat ini diganti dengan media tomat. Riswanto melanjutkan, digunakannya tomat yang sudah tidak layak konsumsi sebagai media ujangan tersebut merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan karena melimpahnya hasil pertanian.

 

Rudi, warga Desa Serang yang juga peserta Perang Tomat mengatakan dengan adanya tradisi perang tomat ini bisa merekatkan persaudaraan khususnya warga satu desa. Selain itu, tradisi yang diadakan setiap tahunnya ini juga bisa menjadi hiburan bagi warga Serang dan wisatawan yang berkunjung ke D'las.

“Terima kasih kepada Pemkab Purbalingga yang telah mendukung dan memfasilitasi kegiatan ini,” pungkasnya. 

 

Ternyata ada daerah lain juga yang melaksanakan perang tomat semacam ini. Dari pantauan Banjarnegaraku.com di daerah Lembang juga ada tradisi perang tomat dengan nama Rempug Tarung Tomat. 

 

Satu lagi ada di Spanyol yang sudah dilaksanakan semenjak tahun 1945. Event La Tomatina bahkan sudah jadi event wisata dunia yang dilaksanakan setahun sekali. 

Baca Juga: 230 Atlet Banjarnegara Berangkat ke Porprov Jateng XVI untuk Merebut Posisi ke Sekian

Berikut penjelasan beberapa perang tomat di tempat lain.

 

Tradisi Rempug Tarung Tomat

Dilansir dari instagram Harnas, tradisi Rempug Tarung Tomat dilakukan di kampung Cikareumbi Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Tradisi ini sebagai ungkapan untuk membuang hal buruk dan menjauhkan penderitaan masyarakat khususnya petani tomat. 

 

Tradisi ini biasanya dilakukan saat rendahnya harga tomat dan berlimpahnya hasil panen. Mereka menggunakan tomat yang sudah busuk sebagai sarana buat saling lempar. 

 

La Tomatina Festival

 

Festival tahunan ini biasa dilaksanakan di Buñol, sebuah desa kecil dekat Valencia, Spanyol. Populasi sekitar 10.000 orang. Lokasinya berada 40 km dari Valencia, bisa dicapai dengan bus, kereta api, atau mobil.

 

Festival tahunan La Tomatina sudah mendunia bisa dihadiri hingga 22 ribu orang dengan tomat yang disediakan sekira 120 ton. La Tomatina biasa dilaksanakan pada hari Rabu pada minggu terakhir bulan Agustus. 

Baca Juga: Combro Khas Banjarnegara Rasanya Gurih dan Pedas, Bikin Keringatan....

La Tomatina Festival ditawarkan sebagai paket pariwisata dengan poin pengalaman wisata yang tidak akan terlupakan. 

 

Serunya ikut perang tomat bisa jadi pengalaman tersendiri. Kepuasan melempar tomat busuk atau sekedar tertawa geli melihat kelakuan orang dewasa seperti anak kecil. Ceprot! Awas menginjak tomat busuk juga. ***

 

 

 

Editor: Ali A

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah