Menyinggung gelaran Pemilu Serentak pada 2024 mendatang, Bupati Tiwi memiliki harapan kepada para ulama dan tokoh agama di Purbalingga bisa menjadi pemersatu dan ikut mengawal gelaran pesta demokrasi rakyat agar bisa berjalan sukses, lancar, aman, damai, dan kondusif.
Baca Juga: SIAPKAN PILIHANMU! Pilpres 2024 Hanya 3 Pasang
"Berharap para alim ulama bisa ikut mengajak seluruh jamaah ikut berpartisipasi dalam pemilu serentak. Karena bagaimana pun satu suara sangat penting menentukan nasib bangsa ini," katanya.
Juru Bicara Ulama dan Tokoh Agama, KH Ahmad Masykur Husni membacakan sembilan rekomendasi ulama dan tokoh agama antara lain, menyarankan adanya program penyuluhan terkait bullying, menggandeng ulama dan tokoh agama dalam pendidikan moral dan etika, mendorong satuan pendidikan untuk membentuk tim khusus pendampingan pelaku dan korban bullying.
Kemudian, mendorong lembaga keagamaan mengambil peran aktif dalam mengatasi isu sosial termasuk bullying, pemerintah mengajak ulama dan tokoh agama untuk berdialog aktif dengan masyarakat, menganjurkan ulama untuk tidak mempolitisasi agama dalam khotbah.
Bupati Tiwi memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga keagamaan dalam rangka menjaga ketertiban selama pemilu, selalu mengawasi potensi radikalisme di lingkungan, terus menjaga kerjasama yang baik antara alim ulama dan umaro dalam mencegah polarisasi yang dapat mengganggu pelaksanaan pemilu.
Sembilan rekomendasi tersebut ditandatangani oleh 11 kiai. Yakni KH Abror Musodik, KH Ahmad Masykur Husni, KH Nurcholis Masrur, KH Abdul Ghofur, Kiai Umi Mahtum, KH Arif Musodik, KH Baedowi MZ, Kiai M Tofik Hidayat, Kiai Ikhsan, Kiai Nur Nasuha, KH Hamid Bustomi.***