KDRT Venna Melinda oleh Ferry Irawan, dr Paul Beberkan Manivestasinya Selengkapnya

15 Januari 2023, 11:45 WIB
dr. Paul : Jangan-jangan kamu sebagai pelaku atau korban KDRT /Ali A/

BANJARNEGARAKU.COM - Artis yang juga anggota DPR RI Venna Melinda melalui lawyernya Hotman Paris, melaporkan suaminya, Ferry Irawan ke Polda Jawa Timur.

Venna Melinda melaporkan suaminya atas dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Menjadi mirisnya, sejumlah media menyatakan bahwa selama ini Ferry Irawan tidak punya pekerjaan tetap dan hanya nebeng hidup dengan Venna Melinda.

Nah....jangan-jangan kalian, iya kamu sekalian, baik suami maupun istri, menjadi pelaku atau korban KDRT.

Baca Juga: Gunung Dieng Naik Level Jadi Waspada, Masyarakat Dihimbau Jauhi Kawah Sileri

Pengin tahu lebih jelasnya, simak penjelasan dr. Paul Thesology, seorang coach life dalam TikTok pribadinya, @dr.paulthesiology pada Minggu 15 Januari 2023 pukul 08.00 WIB.

"Banyak istri tidak tahu atau tidak sadar bahwa sebenarya dia adalah korban KDRT suami," katanya.

Karena mereka (para istri itu) berfikir bahwa KDRT itu ditendang, dipukuli, atau hal-hal kekerasan fisik lainnya.

Baca Juga: Gunung Dieng Naik Level Jadi Waspada, Masyarakat Dihimbau Jauhi Kawah Sileri

Padahal KDRT memiliki 4 manivestasi yakni

1. Manivestasi secara fisik
2. Manivestasi secara verbal
3. Manivestasi secara seksual
4. Manivestasi secara keuangan

"Penyebab utama suami melakukan KDRT, karena suami mencari kekuasaan serta kontrol atas istrinya," ujarnya.

Faktor gangguan kesehatan mental seperti IED, NPD, BPD, ADHD, dll, bisa berkaitan dengan KDRT. Tetapi bukan kausatis.

Artinya, seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental seperti IED, NPD, BPD, ADHD, belum tentu melakukan KDRT.

Baca Juga: Bupati Tiwi Berharap Fahmi DNR Jadi ikon 'Jogger'nya Purbalingga

"Seperti teori overkompensasi. Dia malu karna pengangguran atau gajinya lebih kecil dari istrinya. Sehingga dia berusaha mencari kekuasaan atau kontrol atas istrinya, itu ada kemungkinan, tapi belum tentu, atau tidak menjadi penyebab utama."

"Sebenarnya manifestasi keinginan berkuasa atas istri ada 4 hal. Yakni dalam hal fisik, emosi, seksual, dan keuangan," katanya.

1. KDRT secara fisik semua sudah tahu. Misalnya, istri dipukuli, dijambak, ditendang, ditempeleng, kepalanya dibenturan ke dinding. Dalam kasus Venna Melinda, jidat Ferry Irawan dibenturkan ke hidung istrinya hingga berdarah.

2. KDRT secara emosi. Penjelasannya, KDRT jenis ini dilakukan secara verbal.

Baca Juga: Jalan Sehat, Tutup Rangkaian Hari Amal Bhakti ke 77 Kemenag RI Kabupaten Purbalingga

Dibentak-bentak, ngomong kasar, dipermalukan di depan umum. Atau suami mengatakan istrinya, "Kamu bodoh, kamu ... (menyebut binatang tertentu, dll)"

3. KDRT di bidang seksual. Ini dilakukan suami agar istri takut atau ketakutan.

Misalnya jika tidak mau berhubungan, maka suami akan akan menceraikan, mengancam selingkuh, dll.

Sehingga istri terpaksa mau melakukan apa yang suaminya inginkan.

Misalnya, memaksa berhubungan, walau istri sedang sakit bahkan sedang haid, berhubungan secara tidak wajar (maksunya melalui anal), diam-diam memfoto atau mevideo dan mengancam menyebarkannya ke publik dll, hingga threesome.

Baca Juga: TP PKK Banjarnegara Gelar Mancing Bersama, Wujud Merawat Kesatuan

4. KDRT di bidang keuangan dikenal dengan finansial abuse, di mana suami mengontrol gaji dari istrinya, tiap kali istri gajian suami malah minta.

Padahal yang benar, suami wajib memberi uang gaji (nafkah lahir) kepada istrinya, bukan malah minta uang kepada pasangannya.

Penelitian secara ilmiah bahwa pria-pria yang beragama kuat juga melakukan KDRT.

Jadi tidak ada jaminan bahwa seorang yang relgius pasti tidak melakukan KDRT.

Baca Juga: Sukseskan Rekor MURI, MTs N 2 Banjarnegara Sosialisasi Senam Moderasi Beragama

"Melalui VT ini saya ingin mengedukasi para istri agar para istri sadar bahwa KDRT itu tidak hanya dipukuli secara fisik, jika memang iya kamu mengalami KDRT segeralah mencari bantuan profesional," katanya.

Intinya dr. Paul atas KDRT yang kemungkinan terjadi di banyak tempat, atau banyak yang mengalaminya.***

Editor: M. Alwan Rifai

Tags

Terkini

Terpopuler