BANJARNEGARAKU.COM - Baru-baru ini ada fenomena aneh pada matahari, dan hal ini mengagetkan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang memperlihatkan peristiwa tidak biasa di pusat tata surya, matahari.
Pada suatu unggahan beredar sebuah video yang filamen plasma raksasa meledak menjauh dari matahari, membelah, dan kemudian berputar-putar dalam pusaran kutub utara.
Hal tersebut membikin sontak membuat para astronom merasa kebingungan lantaran fenomena tersebut tidak ada hubungannya dengan pembalikan medan magnet yang terjadi satu kali setiap siklus matahari.
Baca Juga: Keren! Peringati Hari Pers di Purbalingga, Bupati Tiwi ‘Ngejeep’ Bareng Wartawan
Dari informasi yang berkembang bahwa video tersebut dibagikan melalui akun Twitter Tamitha Skov yang merupakan peramal cuaca ruang angkasa yang didapatkannya dari Observatorium Dinamika matahari NASA.
“Bicara tentang Polar Vortex! Materi dari tonjolan utara baru saja memisahkan diri dari filamen utama dan sekarang beredar dalam pusaran kutub masif di sekitar kutub utara matahari.
Implikasi untuk memahami dinamika atmosfer Matahari di atas 55 derajat di sini tidak dapat dilebih-lebihkan!” kata Tamitha, dilansir Banjarnegaraku.com dari Twitter @TamithaSkov.
Baca Juga: Peringatan Hari Jadi Banjarnegara Ke-452 Tahun 2023, Berikut 25 Rangkaian Kegiatan Selengkapnya
Meski begitu, para ilmuwan lebih ada perasaan khawatir inovasi terbaru karena Matahari kian memancarkan jilatan api atau yang dikenal sebagai tonjolan surya yang bisa berdampak terhadap komunikasi di Bumi.
Ditambahkan oleh NASA, tonjolan surya merupakan suatu cahaya besar yang memanjang ke luar dari permukaan Matahari.
Dilansir Banjarnegaraku.com dari Pikiran-rakyat.com pada 11 Februari 2023, dengan unggahan NASA Rekam Fenomena Sebagian Matahari ‘Pecah’, para Ilmuwan Dibuat Kebingungan.
NASA juga menyebutkan bahwa hal tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya, tetapi hal ini yang membuat komunitas ilmiah kebingungan.
"Lebih banyak pengamatan terhadap #SolarPolarVortex mengungkapkan bahwa dibutuhkan sekitar 8 jam bagi material untuk mengelilingi kutub pada garis lintang sekitar 60 derajat.
Hal Ini berarti batas atas dalam perkiraan kecepatan angin horizontal dalam acara ini adalah 96 kilometer per detik atau 60 mil per detik!" kata Dr. Skov.
Baca Juga: Gratis! Ini Link Twibbon Siap Awasi Coklit Pemilu 2024, Lengkap dengan Cara Memasangnya
Sementara itu, Seorang peneliti Matahari dari Pusat Penelitian Atmosfer Nasional AS, Scott McIntosh mengaku belum pernah melihat vorteks atau pusaran seperti yang terjadi ketika sepotong tonjolan surya memisahkan diri dan berputar di dalam atmosfer Matahari.
Dan kabar terbaru, para ilmuwan ruang angkasa tengah melakukan analisis terkait peristiwa yang tidak biasa pada Matahari itu untuk mengumpulkan informasi yang lebih mendalam dan gambaran yang lebih jelas terkait hal tersebut.***