Kisah Saryadi, Penjual Leker di Islamic Center Manyaran Semarang: Enak Usaha Dagang Sendiri

6 Juni 2023, 10:01 WIB
Kisah Saryadi, Penjual Leker di Islamic Center Manyaran Semarang: Enak Usaha Dagang Sendiri /Dok. Pribadi

BANJARNEGARAKU.COM - Ini kisah Saryadi, warga Karangjangkang RT 8 RW 4 Ngemplak Simongan (Jl Srinindito 7) Semarang Barat. Tahun 2023 ini, ayah dua putra dan kakek satu cucu genap berusia 69 tahun. Saryadi mengaku mantan buruh pabrik tekstil di kecamatan Semarang Barat, Jawa Tengah.

 

"Saya bertahan menjadi buruh pabrik tekstil karena ingin menyekolahkan dua anak saya sampai tuntas. Setelah anak-anak mentas, lulus dan bekerja, saya mengundurkan diri. Lalu saya jualan bandeng presto keliling," kata Saryadi kepada banjarnegaraku.com di sela melayani pembeli leker dagangannya di depan Masjid Agung Islamic Centre, Kompleks Asrama Haji Transit, Manyaran, Semarang.

Saryadi sedang melayani pembeli

Mengapa keluar dari pekerjaan yang sudah ditekuninya dan menghidupi dia dan keluarganya selama belasan tahun dan malah berjualan bandeng presto keliling?

Baca Juga: Mulai Hari Ini, PT KAI Operasikan Kereta Api Banyubiru Relasi Semarang-Solo, Ini Harga Tiketnya

"Sebenarnya, sudah beberapa tahun sebelum mengundurkan diri dari pabrik, tiap pagi, sebelum berangkat kerja, saya sudah berkeliling menjajakan bandeng presto buatan istri. Begitu anak-anak sudah tidak butuh biaya sekolah, saya baru berani keluar dan fokus menjadi penjual bandeng presto keliling hingga tahun 1997," ujarnya.

Baca Juga: Terbongkar! Pabrik Ekstasi di Pemukiman Kota Semarang, Ternyata Jaringan Internasional

Namun tahun 1997 Saryadi mengaku banting stir berjualan leker pengganan berbahan dasar tepung dan pisang dengan topping beragam, seperti keju, coklat, dll.

 

"Saat itu banyak pabrik alat-alat rumah tangga yang memproduksi panci presto skala rumah tangga. Artinya, jika butuh bandeng ptresto 1-2 kg, cukup buat sendiri di rumah. Mudah dan lebih murah. Akhirnya saya jualan leker keliling," katanya.

Baca Juga: 7 Orang Asal Semarang Rela Gowes Jawa Bali demi Charity 1000 KM untuk Kaki Palsu

Awal tahun 2000, Saryadi mengaku sudah berjualan menetap di kantin kompleks SD Isriati Baiturrahman 2 Manyaran Semarang.

"Hingga sekarang ini saya tetap berjualan leker di kompleks Islamic Center Manyaran Semarang," 

"Modalnya berapa, Pak?"

Baca Juga: PSIS Semarang Datangkan Gian Zola untuk Variasi Lini Tengah

"Rp100 ribu setiap hari,"

"Keuntungannya perhari?"

"Ya sekitar Rp200 ribuan lah,"

"Berarti sebulan bisa dapat Rp3 jutaan dong?"

Baca Juga: Ini Dia 3 Tempat Wisata di Semarang, Cocok Dikunjungi Bareng Keluarga, Simak Selengkapnya...

"Ya nggak juga. Kan hari Minggu libur. Bahkan, kadang kalau ingin istirahat di rumah atau nganter istri ke rumah saudara yang punya hajat, saya juga tidak jualan,"

"Oh, begitu. Kalau ingin santai?"

"Ya, kalau sedang ingin santai, saya juga tidak jualan. Kebutuhan kami berdua tidak banyak. Jadi pengin dapat uang ya jualan, pengin istirahat ya tidak jualan. Dibuat santai saja hehehe"

Baca Juga: Elvin Elhudia Berhasil Sumbangkan Emas di Nomor 1.500 Meter Putri T20, Jadi Modal Asian Para Games 2023

"Jadi intinya kerja di pabrik dan usaha sendiri enak mana?"

"Ya enak usaha dagang sendiri. Kecil-kecilan ya gak papa. Yang penting bisa mencukupi kebutuhan hidup kami berdua. Kadang juga untuk belikan jajan cucu,"***

Editor: Ali A

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler