Longmarch juga melalui jembatan penyeberangan orang (JPO) yang baru saja diresmikan sebagai bentuk protes akan prioritas pembangunan yang dilakukan oleh pimpinan Universitas Negeri Semarang. Saat melalui JPO tersebut, Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Semarang membentangkan banner dan poster yang berisi solidaritas terhadap mahasiswa PGSD Ngaliyan.
Konsentrasi massa aksi kemudian terhenti di kawasan rektorat Universitas Negeri Semarang dimana terjadinya rapat koordinasi yang dilakukan oleh pimpinan Universitas dengan berbagai pihak terkait dengan pembahasan permasalahan tentang PGSD Ngaliyan.
Sambil menunggu pimpinan kampus yang melakukan pembahasan di gedung rektorat, mahasiswa melakukan berbagai aksi simbolik seperti orasi, pembacaan puisi hingga melakukan pertunjukkan satir terhadap pimpinan Universitas Negeri Semarang yang seolah menganak tirikan keberadaan PGSD Ngaliyan.
Baca Juga: Cemilan Gurih dan Kriuk, Satu Tak Cukup Martabak Ampop Kulit Pangsit Cocok untuk Jualan
Aksi solidaritas tersebut lantas diakhiri dengan mendesak pimpinan Universitas Negeri Semarang untuk menanda tangani pakta integritas yang berisi :
Menuntut pimpinan kampus UNNES untuk hadir dan menjadi solusi atas permasalahan di PGSD Ngaliyan;
Meminta jajaran birokrasi UNNES untuk segera melakukan pembenahan, perbaikan dan pelengkapan sarana prasarana serta kelayakan gedung PGSD secara menyeluruh;
Meminta jajaran birokrasi untuk berkomitmen penuh akan perawatan sarana prasarana dan kelayakan di gedung yang ada di PGSD;
Menuntut akan kejelasan infrastruktur PGSD Tegal;
Mendesak transparansi rencana pembangunan infrastruktur Unnes;