Sedangkan kebanyakan peserta acara Puncak Bulan Konservasi #1 menunggu aba-aba panitia untuk berangkat bersama. Minggu pagi terlihat dari lapangan Igirmranak, Gunung Prau tertutup kabut.
Sesudah peserta selesai sarapan Ubi rebus, Nasi Megono dan Tempe Kemul khas Wonosobo, peserta berangkat kelompok demi kelompok ke jalur pendakian. Beberapa peserta membayar ojek untuk sampai pintu Pos 1 seharga Rp 30.000.
Menuju Pos 1 para pendaki langsung dihajar dengan tanjakan dengan kanan kiri daerah pertanian kentang, wortel, dan beberapa sayuran seperti daun bawang dan kol. Sementara jalur berupa ubin semen yang ditata dengan trap tangga di tepi. Jalan ini cukup aman dilewati motor-motor bodong yang dimodifikasi untuk mengangkut hasil pertanian.
Baca Juga: Seru! Thailand Punya Songkran, Semarang Punya Gebyuran Bustaman
Beberapa meter melewati pintu Pos 1, ubin semen berganti dengan tanah yang lebih ramah bagi sepatu. Menuju pos 2 jalur melalui area hutan. Jelang Pos 2 sempat melewati terowongan tanaman.
Panitia sudah membantu membawakan bibit ke bukit Cendani yang berada di atas Pos 2. Peserta yang akan melakukan penanaman diberikan bibit cemara setinggi 20-40 cm yang disemaikan dalam polybag. Tugas peserta adalah menanam dalam lubang yang sudah dibuatkan panitia.
Banjarnegaraku juga menanam bibit di salah satu lokasi di punggung bukit Cendani untuk kembali menghijaukan lahan yang hanya ditumbuhi rerumputan saja. Walaupun kecil andil yang dilakukan namun diharapkan ikut melestarikan alam di Gunung Prau.
“Salam lestari!” teriak para peserta kompak setelah selesai menanam ratusan bibit Cemara. **”