Masih terkait upaya PHRI dalam pemulihan wisata Yogyakarta, Deddy menyebut program “Jogja With Love” merupakan upaya pertama yang dilakukan pada saat pandemi. Lampu berbentuk hati yang melambangkan cinta yang bersinar. Foto-fotonya sempat viral saat itu.
“Kami ingin menyampaikan kepada publik bahwa (wisata) Yogyakarta masih ada,” kenang Deddy.
Langkah lain yang disebut Deddy adalah “Merti Hotel'. Saat itu belum ada SOP pasti untuk menangani penularannya. PHRI mengadakan disinfektan seputar hotel dan membuat tempat cuci tangan di depan hotel.
PHRI juga mengadakan aksi berbagi kasih kepada pengusaha wisata di Pantai Baron. Pada saat itu terkumpul 125 juta yang dibagikan kepada masyarakat yang terkena lockdown.
“Istilahnya wong kere mbantu wong kere (seperti orang melarat membantu orang melarat),” papar Deddy yang mengenakan outer bernuansa batik.
Prinsip Guyup Sesarengan benar-benar diterapkan untuk bangkit bersama. Baik antara anggota PHRI maupun dengan asosiasi lain juga dengan Pemerintah Daerah. Deddy menjelaskan bahwa kalau bangkit harus bersama-sama, karena sektor industri pariwisata bukan hanya hotel tetapi juga terkait transportasi dan unsur pariwisata lainnya. ***