Ketua PHRI DIY Beberkan Rahasia Sukses Okupansi Hotel yang Tinggi Sesudah Pandemi

- 29 Juni 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi salah satu hotel di dekat Kawasan Malioboro Yogyakarta yang ikut menikmati okupansi tinggi setelah pandemi Covid19
Ilustrasi salah satu hotel di dekat Kawasan Malioboro Yogyakarta yang ikut menikmati okupansi tinggi setelah pandemi Covid19 /Brave / Banjarnegaraku

BANJARNEGARAKU.COM - Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono membeberkan rahasia sukses meningkatkan okupansi hotel di Yogyakarta. Angka okupansi sempat mencapai 90 persen.

Deddy mengungkap rahasia bangkitnya wisata Yogyakarta ini kepada sejumlah wartawan dari berbagai media pada acara jumpa pers di El Hotel Sabtu 29 Juni 2024. Menurut pemilik hotel Ruba Grha dan Warunk Iciiik Iwiiir ini, pemulihan okupansi dari pandemi harus dilakukan secara bersama, tidak bisa sendiri. 

“Pada saat pandemi covid 19, Yogyakarta benar-benar sepi. "Saat ini 32 hotel tutup permanen sementara dan 125 hotel tutup sementara," ujar Deddy yang masih termasuk trah Mataraman.

Baca Juga: Benarkah Sleep Apnea Sebabkan Kepala Sakit Saat Bangun Tidur?

Kesuksesan Yogyakarta menjadi daerah tujuan wisata terbaik kedua setelah Bali bisa diukur dari okupansi hotel. Nilai okupansi adalah keterpenuhan kamar hotel pada suatu waktu tertentu. Pada masa liburan Juni 2024 (high season) ini selain kawasan Malioboro dan tempat wisata lain juga ramai dikunjungi namun okupansi menurun.

Namun sampai akhir bulan Juni 2024 okupansi hotel di Yogyakarta ada pada angka sekira 80 persen. 

“Agak menurun dari bulan Mei lalu yang ada pada angka 90 persen,” kata Deddy.

Baca Juga: STY Resmi Diperpanjang Kontraknya hingga 2027, Tantangan dan Harapan di Depan mata

Penurunan ini menurutnya terkait dengan pelarangan study tour sekolah. Deddy menjelaskan benar tidak ada yang salah dengan wisata sekolah. Namun pemilihan alat transportasi yang tepat perlu dipastikan. Deddy melalui Kemenparekraf meminta agar aturan terbatas ini dicabut.

Masih terkait upaya PHRI dalam pemulihan wisata Yogyakarta, Deddy menyebut program “Jogja With Love” merupakan upaya pertama yang dilakukan pada saat pandemi. Lampu berbentuk hati yang melambangkan cinta yang bersinar. Foto-fotonya sempat viral saat itu.

“Kami ingin menyampaikan kepada publik bahwa (wisata) Yogyakarta masih ada,” kenang Deddy.

Deddy Pranowo Eryono membagikan rahasia bangkitnya wisata Yogyakarta pada wartawan pada jumpa pers di El Hotel Yogya pada 29 Juni 2024.
Deddy Pranowo Eryono membagikan rahasia bangkitnya wisata Yogyakarta pada wartawan pada jumpa pers di El Hotel Yogya pada 29 Juni 2024. Brave / Banjarnegaraku

Langkah lain yang disebut Deddy adalah “Merti Hotel'. Saat itu belum ada SOP pasti untuk menangani penularannya. PHRI mengadakan disinfektan seputar hotel dan membuat tempat cuci tangan di depan hotel. 

Baca Juga: Mengatasi Notifikasi Terlalu Sering Meminta Izin Perangkat di DANA: Langkah-Langkah Mudah yang Harus Anda Ketahui

PHRI juga mengadakan aksi berbagi kasih kepada pengusaha wisata di Pantai Baron. Pada saat itu terkumpul 125 juta yang dibagikan kepada masyarakat yang terkena lockdown.

“Istilahnya wong kere mbantu wong kere (seperti orang melarat membantu orang melarat),” papar Deddy yang mengenakan outer bernuansa batik. 

Prinsip Guyup Sesarengan benar-benar diterapkan untuk bangkit bersama. Baik antara anggota PHRI maupun dengan asosiasi lain juga dengan Pemerintah Daerah. Deddy menjelaskan bahwa kalau bangkit harus bersama-sama, karena sektor industri pariwisata bukan hanya hotel tetapi juga terkait transportasi dan unsur pariwisata lainnya. ***

 

Editor: Aris BRAVE

Sumber: Wawancara PHRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah