Membanggakan! Pemuda Pejawaran Banjarnegara Jadi Juara 1 Pemuda Pelopor Nasional 2023 Bidang Pangan

18 Oktober 2023, 23:57 WIB
Teguh Fajar Santosa asal Batur, Banjarnegara, memenangi Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional untuk Bidang Pangan 2023 /Brave/Fajar

BANJARNEGARAKU.COM - Pemuda asal Ratamba, Kecamatan Pejawaran, kabupaten Banjarnegara yang jadi wakil Jawa Tengah untuk Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional berhasil memenangi posisi 1 Tingkat Nasional untuk Bidang Pangan. Teguh Fajar Santosa berhasil terpilih dari wakil-wakil Pemuda Pelopor dari seluruh Provinsi di Indonesia. 

Pengumuman pemenang dilaksanakan pada Rabu 18 Oktober 2023 sore. Bertempat di Ballroom Hotel Ciputra, Jakarta, Grand Final Pemuda Pelopor Tingkat Nasional digelar bersamaan Grand Final Pasangan Muda Inspiratif dan Berprestasi 2023.

Baca Juga: 5 Ketua Umum Partai Politik Termuda di Indonesia, Kaesang Termuda , Tercepat, Sekaligus Terbaru

Ajang Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2023 Tingkat Nasional yang digelar Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI). Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional merupakan salah satu program unggulan Kemenpora yang mengedepankan kemandirian pemuda untuk mewujudkan pemuda yang berkapasitas, berkarakter, dan berdaya saing. 

Proses seleksi mulai dari penerimaan berkas berlangsung sejak pada Juni 2023 silam sebanyak 108 dari 26 provinsi. Selanjutnya dilakukan seleksi administrasi, hingga ditentukan calon Pemuda Pelopor Tingkat Nasional sebanyak 60 orang terpilih dari 26 provinsi, yang terbagi dalam lima bidang.

Grand Final Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional digelar bersamaan Grand Final Pasangan Muda Inspiratif dan Berprestasi 2023. Kemenpora

Kegiatan penjurian Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional di Hotel Ciputra lantas memunculkan dari tiga pemuda terbaik pada masing-masing bidang, dengan jumlah 15 peserta masuk ke babak Grand Final dan penentuan juara.

Adapun para juara pertama Pemuda Pelopor 2023 yaitu 

  • Amir Khaeruddin dari Lampung untuk bidang Pendidikan
  • Sandi Agustinus dari Kalimantan Selatan untuk bidang Agama Sosial Budaya
  • Govvinda Yuli Effendi dari Sumatera Barat untuk bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pariwisata
  • Teguh Fajar Santosa dari Jawa Tengah untuk bidang pangan
  • Intan Josefin Purba dari Sumatera Utara untuk bidang Inovasi Teknologi.

Selain hadiah uang tunai, para juara ini nantinya akan mendapatkan penghargaan dan apresiasi dari Pemerintah pada momen puncak Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023.

Baca Juga: Inspektorat Banjarnegara Gelar Sosialisasi Anti Korupsi, Berikut Selengkapnya

Dilansir dari situs resmi Kemenpora, Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Raden Isnanta menyebutkan bahwa para juara ini kini menyandang tanggung jawab moral yang berat setelah menyandang predikat tokoh pemuda inspiratif maupun tokoh pemuda pelopor. Sepulangnya ke daerah asal masing-masing, tentunya harus bisa menjadi panutan dan inspirasi bagi para pemuda lainnya.

"Menjadi pelopor yang lebih pelopor lagi, supaya benar-benar pembangunan kepemudaan menjadi makin berkembang," tegas Deputi Isnanta.

Deputi Kemenpora akan terus memantau gerak langkah peran semua pemuda ini. Hal ini guna memastikan raihan prestasi ini bisa bermanfaat untuk lingkungan provinsi atau kabupaten/kota tempat mereka tinggal. Pihak Kemenpora menantikan kiprah para pemuda ini di tingkat nasional. 

"Kami sangat menunggu itu. Kalian masih muda, artinya masih ada waktu untuk lebih baik lagi ke depannya untuk Republik Indonesia," imbuh Isnanta.

Sekilas Pemuda Banjarnegara yang Jadi Juara 1 Pemuda Pelopor Bidang Pangan

Teguh Fajar Santosa yang berusia 21 tahun dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Bidang Pangan. Fajar pernah menjadi juara 2 tingkat Kabupaten kemudian mewakili Banjarnegara ke Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Di tingkat Jawa Tengah, Fajar menyabet juara provinsi Pemuda Pelopor Bidang Pangan. Lalu mewakili Jawa Tengah ke Tingkat Nasional. 

Saat ini selain berprofesi sebagai Petani, Fajar juga sedang mengambil kuliah di Universitas Terbuka jurusan Agribisnis. Fajar tidak memiliki latar belakang ilmu pertanian sebelumnya.

"Saya terjun ke pertanian tidak memiliki previlege, red carpet, bayang-bayang, atau gaung besar tentang pertanian besar. Itu tidak ada," ujar Fajar. 

Baca Juga: Akhirnya Rel Km 520+4 Sentolo Sudah Bisa Dilalui Kereta Api Lagi

Dia terjun ke pertanian karena awalnya terpaksa. Tahun 2015 dia harus berhenti sekolah karena tidak ada biaya untuk meneruskan ke SMA. Kerjanya hanya mengantar adik ipar sekolah setelah itu menganggur. 

Karena merasa tertinggal dengan teman lain yang sudah sekolah, Fajar mulai belajar bertanam kentang dan akhirnya dia coba-coba bertanam wortel. Dari modal Rp 700 ribu yang dikeluarkannya, menghasilkan panenan Rp 15,5 juta. Itulah awal mula dia tertarik terjun serius ke bidang pertanian. 

Tidak semulus itu menjadi petani. Pada awal-awal jadi petani banyak yang mencela dan merundung. Namun dengan tekad dan prestasi Rp 15,5 juta itu menjadi motivasi kuat untuk maju terus. 

Bagi Fajar, pertanian adalah lahan mendapat pahala. Semua yang dilakukan dan terjadi dalam pertanian bisa mendapat pahala. 

Baca Juga: Beredar Draft Surat Suara Tiga Pasang Capres Cawapres, Prabowo dan Erick Thohir, Hanya Gimmick!

"Kita menanam dapat pahala. Tanaman itu tumbuh, dapat pahala. Tanaman itu dimakan ulat atau hama lain, kita dapat pahala. Tanaman dicuri orang, kita dapat pahala. Pertanian itu penuh dengan pahala. Bahkan seandainya tanaman itu gagal dan kita rugi, minimal kita dapat pahala," ujar Fajar menjelaskan prinsip dipegang dalam bertani. 

Menghadapi pertanyaan mengapa tidak memilih kerja kantoran yang punya gaji standar UMR, Fajar menjelaskan bahwa hasil pertanian sesungguhnya jauh lebih besar. Dia tidak mau menjalani usaha pertanian kalau memang hasilnya tidak ada. Hitungan Fajar, melalui bertanam kentang pada luasan 0,25 hektar dan 10.000 bibit, dalam 4 bulan bisa menghasilkan Rp 70 juta. Apabila dikurangkan modal awal Rp 30 juta maka hasil bersihnya adalah Rp 40 juta per 4 bulan. 

Kalau sudah dapat Rp 10 juta per bulan, buat apa lagi berpikir UMR. Rahasia yang dipakai sejauh ini adalah menekan cost produksi dan meningkatkan hasil panen. 

"Kelemahannya kalau bertani harus berani kotor, pakaiannya tidak bersih seperti yang kantoran," ungkap Fajar. 

"Anak muda jangan (merasa) gengsi. Sedangkan pertanian itu menghasilkan (banyak uang)," Fajar membocorkan keuntungan jadi petani. 

Selain menghasilkan, dunia pertanian juga memiliki waktu yang fleksibel. Tidak terkekang oleh waktu, bisa berangkat pagi atau siang. Sedangkan keuntungan anak muda menjadi petani adalah kemampuan mengeksplorasi dunia pertanian. 

Baca Juga: PMI Kota Semarang Bantu Air Bersih kepada Warga yang Dilanda Kekeringan

Fajar memantapkan diri pada bidang pangan. Prinsipnya, selama masih ada manusia, petani masih sangat dibutuhkan. Jumlah manusia di bumi akan masih terus bertambah. Semakin banyak manusia, pemukiman akan merambah pada lahan pertanian. Sementara tiap orang hidup pasti butuh makan. 

Petani adalah karir abadi yang akan terus ada. Pasarnya pun terus meningkat dan membuka banyak lapangan pekerjaan. Jadi untuk apa hanya melihat pada bagian kotor-kotornya. 

Fajar menyayangkan pandangan miring orang tentang petani. Petani dianggap orang pinggiran dan warga negara kelas dua di negara agraris. Sedangkan orang yang mengatakan demikian makan dari hasil petani.

Fajar berencana membuat smart farming yang terintegrasi antara pertanian dan peternakan, perikanan, dan pengolahan limbah kotoran hewan. Di dalam satu kawasan ada juga kebun kopi dan kebun buah strawberry. ***

 

 

 

 

 

 

Editor: Ali A

Sumber: Kemenpora Narasumber

Tags

Terkini

Terpopuler