Mengenang Tragedi Longsor Sijeruk Banjarnegara 2006, Satu Dusun Rata dengan Tanah

23 Oktober 2022, 09:24 WIB
Longsor di Kabupaten Banjarnegara /doc. PMI Banjarnegara

BANJARNEGARAKU.COM – Sejarah mencatat beberapa peristiwa bencana berskala nasional ternah terjadi di Kabupaten Banjarnegara.

Bahkan beberapa bencana yang terjadi tersebut menjadi pemicu lahirnya relawan handal, tangguh dan tanggap dalam menghadapi bencana alam.

Tengok saja peristiwa fenomenal bencana alam longsor yang terjadi di Dusun Gunung Raja, desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu.

Baca Juga: Dawet Ayu Banjarnegara Minuman Khas Tradisional yang Melegenda Disukai Masyarakat Indonesia

Longsor Sijeruk menjadi peristiwa bencana alam besar pertama yang terjadi di Banjarnegara yang merenggut puluhan korban jiwa.

Longsor Sijeruk tepatnya terjadi pada 4 Januari 2006 dipicu longsor dari lereng Gunung Pawinihan yang merupakan pegunungan diwilayah Kecamatan Banjarmangu.

Dalam tragedi tersebut mengakibat 90 orang tewas dengan rincian 76 jenazah ditemukan dan 14 orang lainnya dinyatakan hilang.

Adapun sebagian besar korban yang ditemukan tewas dimakamkan secara massal dipemakaman tak jauh dari lokasi kejadian.

Baca Juga: Tujuh Destinasi Wisata Alam Paling Hits di Banjarnegara, Ternyata Banyak yang Gratis Biaya Masuk

Selain mengakibatkan 90 orang meninggal dunia, 16 orang lainnya mengalami luka-luka dan 587 jiwa mengungsi, serta 104 unit bangunan meliputi rumah dan tempat ibadah rusak tertimbun material tanah longsor.

Peristiwa tersebut dibilang fenomenal mengingat kondisi area yang tertimbun longsor meliputi satu Dusun dan rata dengan tanah.

Bencana tanah longsor yang terjadi di Sijeruk disebabkan karena curah hujan yang cukup tinggi serta kontur wilayah yang labil.

Sebelum peristiwa naas tersebut terjadi, gejala longsor diperkirakan telah terjadi sejak sekitar pukul 01.00 WIB.

Baca Juga: Waspadai Demam Berdarah Saat Musim Hujan, Kenali Gejala dan Tanda-Tandanya

Pada malam itu, menurut penuturan warga setempat mendengar suara bergemuruh di gunung dekat perkampungannya seiring dengan hujan yang terus turun.

Gemuruh suara tersebut berulang-ulang dan terjadi selang interfal waktu satu jam dan puncaknya gelegar tanah longsor hebatpun terjadi.

Bukit pawinihan yang menjadi latar belakang dusun Gunung Raja mengalami pergerakan hebat dan longsor menghantam pemukiman warga.

Longsor hebat tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, saat sebagian warga usai menunaikan ibadah sholat Subuh.

Saat itu penanganan bencana alam longsor Sijeruk dilakukan dibawah komando Satkorlak PBP (Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Dan Penanganan Pengungsi) mengigat kala itu belum terbentuk BNPB serta BPBD tingkat Kabupaten.

Satkorlak PBP merupakan wadah organisasi non struktural yang mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan penanggulangan bencana penanganan.***

 

 

Editor: M. Alwan Rifai

Tags

Terkini

Terpopuler