Pj Bupati Hanung Terima Iket dari Bedogol: Ini Wujud Desa Pancasila

2 Oktober 2023, 10:56 WIB
Pj Bupati Hanung Terima Iket dari Bedogoll /

BANJARNEGARAKU.COM - Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro melakukan kunjungan silaturahmi ke masyarakat adat Bonokeling di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas pada Minggu, 1 Oktober 2023. Pada kesempatan itu, Hanung menerima iket atau penutup kepala dari Bedogol, Rama Kiai Kunci dari masyarakat adat Bonokeling dan mengungkapkan perwujudan Desa Pekuncen sebagai Desa Pancasila.

Kunjungan silaturahmi tersebut dilakukan setelah pelaksanaan upacara Hari Peringatan Kesaktian Pancasila dan Sarasehan bersama Pj Bupati Banyumas di Lapangan Tunggul Jati, Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang yang dilanjutkan dengan slametan atau doa bersama dan makan tumpeng bersama warga di lapangan.

Usai prosesi slametan dan makan tumpeng bersama, Hanung bersama Bedogol (Rama Kiai Kunci) atau tetua dari masyarakat adat Bonokeling dan masyarakat setempat berjalan ke rumah adat. Mereka berjalan beriringan sejauh kurang lebih satu kilometer dari lapangan. Di kompleks rumah adat Bonokeling itu terdapat balai pesemuan yang digunakan untuk pertemuan, balai malang untuk meracik makanan, rumah Rama Kiai Kunci, dan kedaton.

Baca Juga: Jadwal Mendeman Ebeg Banyumasan, Senin 2 Oktober 2023: Ada di kebumen dan Cilacap

"Saya berkunjung ke Bonokeling Desa Pekuncen. Ini wujud Desa Pancasila yang ada di Kabupaten Banyumas. Kami silaturahmi kepada tokoh-tokoh pemuka adat, agama dan tokoh masyarakat di sini. Hasilnya luar biasa. Senang sekali saya hari ini saya bisa bersilaturahmi," ujarnya usai berkunjung ke rumah adat Bonokeling.

Silaturahmi seperti itu, lanjut Hanung, akan terus berlanjut. Tidak hanya di masyarakat adat Bonokeling dan Desa Pekuncen saja tetapi juga ke desa-desa lain. Tujuannya adalah untuk bertemu masyarakat dan melihat lebih dekat acara dan prosesi sosial budaya di tempat itu.

"Kami harap terus berlanjut silaturahmi ke desa-desa lain terutama di Desa Pekuncen pada kesempatan lain, pada acara-acara yang lebih menarik. Ada ritual macam-macam, soal budaya, prosesi, dan sebagainya itu masih akan dilaksanakan di bulan-bulan berikutnya. Insyaallah saya akan datang," katanya.

Saat berada di rumah Rama Kiai Kunci, Hanung sempat sungkem dan meminta doa restu kepada tokoh adat. Permohonan itu ia sampaikan sesuai dengan aturan dan prosesi adat Bonokeling. Ia juga mendapatkan keluhan terkait lembaga adat desa (LAD) yang hingga saat ini belum memiliki payung yang jelas sehingga dana desa tidak bisa meng-cover pengembangan dan pelestarian adat Bonokeling.

Baca Juga: Kawal Pemilu 2024, Kepala Desa di Banjarnegara Komitmen Jaga Kamtibmas Bersama Polda Jateng

"Soal harapan itu sudah disampaikan oleh Pak Kades ya. Perdanya sudah ada ya, akan saya dorong. Senin besuk akan saya panggil Sekda dan Asisten agar segera diakselerasi. Saya ingin cepat karena tanda tangan tidak butuh yang lain, hanya butuh saya. Biar ada kajian dulu secara akademis dan teknokratisnya seperti apa, regulasinya seperti apa biar ditata. Tapi saya ingin cepat, ini segera ditandatangani agar bisa cepat jalan," tegasnya.

Pj Bupati Hanung Terima Iket dari Bedogol

Sementara itu, selama acara di Desa Pekuncen, Hanung terlihat memakai ikat kepala seperti yang dikenakan oleh masyarakat adat Bonokeling. Ternyata ikat kepala itu merupakan ikat kepala adat yang sengaja diberikan oleh Rama Kiai Kunci saat Hanung tiba di Desa Pekuncen.

Kiai Mitro, juru bicara masyarakat adat Bonokeling, mengatakan iket (ikat kepala) itu memiliki makna filosofis bagi masyarakat adat Bonokeling. Yaitu, ikat kepala itu sebelum dipakai adalah selembar kain berbentuk segiempat yang melambangkan sedulur papat lima pancer.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Banjarnegara 2 Oktober 202, Masih Panas, dan UV Indeks Tidak Sehat

"Setelah dilipat menjadi segitiga, itu adalah nur Muhammad terus Pangeran (Tuhan). Setelah dipakai itu istilahnya kakang kawah dengan bentuk seperti milik ibu (jalan kelahiran bayi). Pengikat di belakang itu istilahnya wangsul, menandakan bahwa manusia itu di dunia akan wangsul (pulang) kepada sang pencipta," pungkasnya.

Perwujudan Desa pekuncen sebagai Desa Pancasila memang patut disematkan. Melalui kegiatan budaya seperti itu bisa memperkuat persatuan warga Desa Pekuncen dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Prokopim Banyumas

Tags

Terkini

Terpopuler