Ini Kisah Haru Perjuangan Sutrisno Orang Tua Bocah Berusia 17 Bulan Penderita Tumor Mata Sebesar Bola Tenis

- 5 Maret 2022, 13:26 WIB
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto SIK MH saat menggendong bayi penderita tumor mata, saat ditangani dokter di RSI Banjarnegara./Nugroho Purbohandoyo
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto SIK MH saat menggendong bayi penderita tumor mata, saat ditangani dokter di RSI Banjarnegara./Nugroho Purbohandoyo /

BANJARNEGARAKU - Kisah Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto SIK MH menjemput bocah berusia 17 bulan yang mengalami tumor mata sebesar bola tenis meninggalkan kisah haru. Terutama orang tuanya.

Bocah bernama Nuzailla Qanita warga Desa Pesantren Kecamatan Wanayasa Banjarnegara ini alami gejala tumor mata sejak usia 4 bulan.

Ayahnya bernama Sutrisno pria berusia 32 tahun dan ibunya bernama Rustini 33 tahun.

Baca Juga: Haru! Kapolres Banjarnegara Terjun Langsung Jemput Bocah 17 Bulan Penderita Tumor Mata Sebesar Bola Tenis

Bagi pasangan sederhana ini tidak mudah menerima kondisi dimana mata anaknya alami tumor yang tergolong langka ini.

Sutrisno kepada banjarnegaraku.com bercerita jika anaknya alami gejala awal sejak usia 4 bulan. Sebelumnya normal normal saja.

“Sejak usia 4 bulan anak saya alami gejala itu, saya ya sudah beribat kemana mana,” katanya.

Baca Juga: Ini Cara Kapolres Banjarnegara Hadapi Audiensi Paguyuban Sopir Truk agar Tidak Ada Jalur Lumpuh

Ia mengaku sudah memeriksakan kondisi kesehatan mata anak keduanya ini sampai ke sejumlah rumah sakit di luar Banjarnegara.

Jawaban dari paramedis anaknya menderita retinoblastoma, sebuah penyakit langka pada mata bisa kanker bisa juga tumor. Yang diderita anaknya ada di mata kanannya.

Jawaban mengejutkan seolah pil pahit yang harus ditelan adalah saat mendengar jika kedua matanya harus diambil.

Baca Juga: Geger Ada ODGJ Ngamuk Bawa Golok, Diluluhkan Anggota Kepolisian Atas Perintah Kapolres

“Kami diberitahu jika kedua matanya harus diambil. Kami kaget dan lemas saat itu,” kata Sutrisno.

Dengan adanya hal tersebut, pihaknya mencoba pengobatan alternatif dimana anaknya harus konsumsi ramuan ramuan tertentu.

Keterbatsan biaya juga menghambat proses pengobatan anaknya.

Ia bercerita, dirinya hanya buruh tani, atau tukang panggul hasil panen sayur kobis di daerahnya.

Baca Juga: Menarik! Satlantas Polres Banjarnegara Buat Video Sosialisasi Pencegahan Covid dan Tertib Lalu Lintas

Itu dilakukan jika ada yang minta bantuan tenaganya. Jika tidak ya menganggur.

Sementara istri sutrisno sejak anaknya sakit tidak bekerja, fokus untuk kesembuhannya.

“Istri saya fokus kesehatan anak dulu,” katanya.

Baca Juga: Polres Banjarnegara Gelar Operasi Keselamatan Lalu Lintas Candi 2022, Target Putus Rantai Covid-19

Untuk bekerja satu hari Sutrisno mendapatkan hasil Rp50 ribu. Ia harus memikul kobis atau hasil pertanian yang beratnya hingga 60 kilogram.

Beban seberat itu, masih ditambah medan yang sulit di perkebunan.

Ia bersyukur Kapolres Banjrnegara AKBP Hendri membantu pengobatannya di RSI Banjarmegara.

Sambil berkaca-kaca mata Sutrisno seolah menahan air mata yang hendak pecah tersebut. ***

Editor: Nugroho Purbohandoyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah