“Survelains dan penyelidikan epidemiologi pada penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana atau yang berpotensi KLB sangat diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kemungkinan meningkatnya kasus,” lanjut Yon Setiawan.
Sementara itu Mulyono dari Balai Kesehatan Masyarakat wilayah Ambarawa mengatakan, sinergi dan kerja sama antar instansi sesuai bidang dan klaster masing-masing dapat terorganisir dengan baik.
Baca Juga: Breg! Tebing Longsor Timpa Rumah Warga di Desa Pekandangan Banjarnegara
“Semua potensi yang ada kita gerakkan, selain sebagai aset untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujarnya.
Seperti diketahui, Banjarnegara terdapat beberapa hazard atau kerentanan bahaya seperti tanah longsor, angin kencang, banjir, kebakaran, KLB penyakit dan keracunan.
“Pelu kerja keras serta inovasi menyikapi potensi tersebut, selain juga mengenali potensi sumber daya manusia serta fasilitas yang cukup dengan memaksimalkan jejaring sampai ke faskes terdekat,” lanjutnya.
Baca Juga: Resmi! Piala Kasad Liga Santri 2022 Dimulai, Berikut Selengkapnya
Setelah pemaparan analisa survelains dan epidemiologi KLB serta data survey mawas diri terkait potensi KLB, komiten bersama juga dibangun dalam rangka pelaksanaan beberapa kegiatan rencana aksi penatalaksanaan KBL bencana atau krisis kesehatan.***