Ini Rahasia Hidup Sehat dan Bugar Nenek Supriyati 78 Tahun Penerima Lencana Karya Satya XXX dari Presiden SBY

- 26 April 2023, 11:00 WIB
Memelihara burung kicauan adalah salah satu cara nenek Supriyati menjaga kesehatan mentalnya
Memelihara burung kicauan adalah salah satu cara nenek Supriyati menjaga kesehatan mentalnya /Dwi Widiyastuti/

BANJARNEGARAKU - Ini rahasia hidup sehat dan bugar dari nenek Supriyati (78 tahun) penerima medali Lencana Karya Satya XXX, pengabdian kepada masyarakat negara dan Bangsa Indonesia selama 30 tahun.

Kondisi fisik nenek Supriyati yang kini berusia 78 tahun masih segar bugar. Bahkan, jika ke Puskesmas 2 Pembantu Banjarnegara di Sokanandi untuk dicek kesehatannya di Posyandu Lansia, nenek yang masih kelihatan gurat-gurat kecantikan di saat mudanya itu berjalan kaki pergi pulang.hingga di usia senja itu masih kelihatan cantik dan bugar?

Ditemui di rumahnya yang asri di Jl Teratai 116 RT 02 - RW 05 Kelurahan Sokanandi, Kecamatan Kota Banjarnegara, guru SMPN 2 Bawang sejak sekolah itu berdiri tahun 1966 hingga pensiun tahun 2005, nenek Supriyati masih lancar bertutur kepada banjarnegaraku.com, Rabu 26 April 2023.

Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas One Way Masih Akan Terus Dilanjutkan Atas Diskresi Kepolisian

 

"Sejak muda saya suka minum susu. Setelah memasuki masa pensiun, saya mulai beralih minum susu Anlene dan vitamin-vitamin untuk menjaga vitalitas tubuh yang semakin renta," katanya.

Nenek Supriyati 78 tahun salah satu penerima Lencana Karya Satya XXX dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Nenek Supriyati 78 tahun salah satu penerima Lencana Karya Satya XXX dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Nenek Supriyati, kelahiran Jakarta 19 April 1945, itu sejak muda suka olahraga pagi. 

"Anak-anak dan cucu-cucuku, usakan untuk selalu bangun pagi dan olahraga pagi. Meskipun hanya jogging atau jalan kaki. Karena mengawali hari dengan olahraga pagi itu sangat bagus untuk banyak hal," nasihatnya.

Bahkan, di usia yang menginjak ke 78 tahun ini, nenek Supriyati masih aktif mengerjakan pekerjaan rumah. 

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia Lima Lainya Luka Luka

Antara lain masak dan mencuci pakaian. Meski tetap dibantu mesin cuci. 

"Aktivitas untuk orang tua seumuran saya yang ringan-ringan saja. Dan, semakin mendekatkan diri dengan Yang Maha Esa adalah ikhtiar paling disarankan."

Meski Nenek Supriyati lahir di Jakarta, namun ayah bundanya, yakni Mampuni - Sudiharjo, adalah warga Purworejo, Jateng.

Sudiharjo adalah karyawan Perum KA (Perusahaan Umum Kereta Api) Jakarta yang sekarang berubah menjadi Perum PJKA dan PT KAI.

"Ayah dulu adalah kepala kondektur," katanya.

Baca Juga: 73 Ribu Kendaraan Menuju Jakarta, Antisipasi Arus Balik Hindari Kemacetan

Sebagai putri pasangan keluarga yang asli Purworejo, masa menuntut ilmu dari SD, SMP, dan SMA II dia tekuni di Purworejo.

"Sudah hampir lulus dari Sekolah Kebidanan di Purwokerto, karena ada peristiwa politik sejarah Bangsa Indonesia G 30 S PKI, saya kemudian pindah sekolah ke D2 Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGLSP)," jelasnya.

Setelah lulus dari D2 PGLSP, saya ditugaskan mengajar di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Wonosobo tahun 1966.

Bersama ananda tercinta
Bersama ananda tercinta

Tahun 1967 pindah tugas di SMEP Banjarnegara. Namun tahun yang sama SMEP oleh pemerintah dibubarkan. Diganti SMPN 2 Bawang Banjarnegara.

Baca Juga: Info Arus Balik Lebaran 2023, Puncak Arus Balik 222 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabotabek Padati Jalan

"Kepala SMPN 2 Bawang saat itu dijabat Pak Katamsi BA," kenangnya.

Nenek Supriyati pensiun tahun 2005. Kemudian diperbantukan sebagai guru di SMPN 2 Bawang.

"Saya kemudian mengundurkan diri karena sudah capek mengajar sejak tahun 1966 hehehe...".

Bintang Karya Satya XXX

Baca Juga: Selama 3 Hari Libur Lebaran, Kunjungan Wisatawan di Dieng Banjarnegara Capai 40.587 Orang

Nenek Supriyati menikah dengan Wiyanto tahun 1968. Wiyanto adalah guru Bahasa Jawa di SMPN 2 Bawang Banjarnegara. Kakek Wiyanto meninggal tahun 1998 di RS Margono Purwokerto. 


Pasangan Wiyanto - Supriyati memiliki lima putra-putri. Yakni Mukti Wijayanto, Dwi Widiyastuti, Triyani Budiyanti, Samsu Widiyanto, dan Dewi Lelasari.

Pada waktu pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Supriyati mendapat kehormatan Bintang Karya Satya Lencana XXX atau 30 tahun pengabdian terhadap negara.

Lencana 30 tahun mengabdi kepada nagera sebagai pendidik tersebut diberikan saat upacara 17 Agustus.

"Waktu itu saya masih di Purworejo, tilik putu. Ada kabar dari anaksaya, Dwi, agar segera pulang ke Banjarnegara. Karena besok akan menerima penghargaan lencana Karya Satya XXX. Saya kemudian naik bus ke Purwokerto kemudian pindah bus ke Banjarnegara," kata nenek dari 6 cucu dan 1 cicit itu.

Pada awal tinggal di Banjarnegara, Supriyati bersama suami ngontrak selama 14 tahun tinggal di Kompleks Pecinan Kota Banjarnegara (Sebelah Debora).

memelihara tanaman bunga antara lain Bunga Violces Ungu adlah salah satu hobi nenek Supriyati
memelihara tanaman bunga antara lain Bunga Violces Ungu adlah salah satu hobi nenek Supriyati

"Saat itu kami sempat dijadikan Ketua RT oleh Pak Lurah daerah Pecinan. Selama 14 tahun jadi RT di Pecinan dan baru lepas setelah pindah di Jl Teratai Sokanandi."

Baca Juga: Libur Lebaran Hari Ketiga, 16.694 Wisatawan Tupah Ruah Padati Destinasi Wisata Dieng Banjarnegara

Kemudian pindah ke Jl Teratai, Sokanandi, Kecamatan Kota Banjarnegara, setelah mampu membeli rumah di kompleks perumahan itu.

Kini Supriyanti tinggal bersama anak keduanya Dwi Widiyastuti yang juga meneruskan perjuangannya menjadi guru MTsN 2 Banjarnegara di Jl Teratai Sokanandi.***

Editor: Ali A

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x