Network
BANJARNEGARAKU.COM - Ketua Janda Kreatif (Jaket) Banjarnegara Riningsih SM MM mengaku prihatin dengan peningkatan angka perceraian di kabupaten berjuluk "Kota Dawet Ayu" tersebut. Saat ini Janda baru di Banjarnegara tembus 1.000 orang.
Apa yang terjadi? Apakah ini suatu trend baru atau karena keadaan kondisi rumah tangga bermasalah?
Baca Juga: Pokmas D'kuwondogiri Silaturahmi ke Dalang Kondang Ki Haryo Entus Susmono di Tegal, Ini yang Dibahas
Dihubungi banjarnegaraku.com, Rini atau Mbak Rini yang akrab dengan sebutan Rini Geboy menjelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab perceraian.
"Saya prihatin angka perceraian di Kabupaten Banjarnegara dan mungkin juga di kabupaten atau kota lain di seluruh Indonesia, dari hari ke hari terus meningkat. Jumlah janda tentunya ikut bertambah pula," katanya.
Meskipun jumlah janda yang mencapai angka 1.000 orang janda tidak banyak jika dibanding jumlah perempuan di Kabupaten Banjarnegara.
Baca Juga: Janda Terperangkap Stigma Negatif yang Bikin Minder, Rini Geboy Mendadak Jadi Psikolog
Dari informasi data di BPS Banjarnegara, per 31 Desember 2020, jumlah penduduk kabupaten yang memiliki luas wilayah 1.070 km2 adalah 1.017.767 jiwa. Perinciannya jumlah laki-laki 517.056 jiwa dan perempuan 500.711 jiwa.
Rini Geboy juga menjelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab utama perceraian di Kabupaten Banjarnegara yang terkenal dengan pohon kayu manis cina dan burung pelatuh bawang sebagai flora dan fauna resminya.
"Faktor ekonomi, sosial, teknologi informasi dengan hadirnya smartphone, dan KDRT adalah penyebab utama perceraian. Namun ada pula karena faktor orang ketiga, yakni pria idaman lain atau PIL dan wanita idaman lain atau WIL."
