Sakral Ziarah Makam Ki Lodrajaya Tetua Adat Winong Banjarnegara

- 4 Agustus 2023, 00:18 WIB
Ziarah makam Ki Lodrajaya
Ziarah makam Ki Lodrajaya /Brave

"Asalamualaikum, kami rombongan para pejabat desa, perangkat dan rombongan lain meminta izin hendak mendatangi makam ki Lodrajaya. Apakah bisa diizinkan?" tetua mewakili memohon izin. Permohonan izin disampaikan dalam bahasa Jawa halus tanda hormat. Juru kunci menjawab membolehkan. 

Rombongan pun bergerak ke makam yang berada di bagian dalam. Di baris kedua ada yang membawa kendi. Kendi berisi air untuk menyiram makam. Makam itu sudah dikelilingi kain putih setinggi 75 cm. Kain putih melingkar di area Makam dengan luas 4x5 meter. Di bagian tengah terhampar semacam tikar yang digunakan jamaah ziarah untuk berdoa. 10 orang mewakili rombongan berada tepat berada di depan makam Ki Lodrajaya. 

Juru kunci makam menjelaskan bahwa di pemakaman Winong ini ada beberapa almarhum petinggi desa Winong. Selain Lodrajaya (kades), Samsudin (kades), Ahmad Narulloh (kades), Wiryareja (kadus), Sumareja (kadus), Nurohim (kadus), Komarudin (kadus), dan Hj Jamilah (kades Winong 2007-2019).

Kisah singkat Lodrajaya

Selesai berdoa bagi leluhur, air pun disiramkan ke Makam ki Lodrajaya. Anto Triadi, ketua panitia Winong Lodrajaya Festival III menjelaskan maksud penyiraman air ke makam. "Iya mas. Dengan menyiramkan air ke makam, asumsinya memberi kesejukan kepada arwah yg berada dalam kubur," tuturnya. 

Kades Winong, Sutarman, menjelaskan sejarah Ki Lodrajaya dan hubungannya dengan desa Winong. "Jadi ki Lodrajaya dahulu adalah salah seorang prajurit Pangeran Diponegoro. Beliau selama mengikuti Pangeran selalu dalam keadaan suci. Bahkan kalau terkena hal kotor, beliau langsung kembali berwudlu. Sehingga sehari-hari selalu menjaga diri dalam keadaan suci" ujar Sutarman berkisah. 

Baca Juga: Sejarah Menarik Kalau Gurunya Berkisah Secara Dramatik

Sesudah pensiun dari mengikut perang bersama Pangeran, Lodrajaya tinggal di sebuah desa yang waktu itu belum diberi nama. Selama di desa tersebut ki Lodrajaya sering melihat pohon Winong. Nama itulah yang digunakan untuk nama desa, hingga sekarang. 

Sesudah menyelesaikan penjelasannya, pembawa acara kembali memandu. Kepala desa Sutarman kembali meminta izin pulang karena sudah selesai acara ziarah makan. Tidak lupa Sutarman juga mengucapkan terimakasih serta memohon maaf kalau ada kesalahan. 

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Narasumber Panitia WiLoFe3


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x