BANJARNEGARAKU.COM - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menggelar perhelatan akbar Penyuluh Agama Islam Award tahun 2023 Tingkat Nasional. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari yakni dimulai dari tanggal 7 Agustus dan akan berakhir pada 10 Agustus Tahun 2023.
Ali Mustofa Kasi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara mengatakan, Kegiatan Akbar seperti ini bisa menjadi ajang capaian kegiatan ke penyuluhan yang kreatif, inovatif, yang melahirkan Penyuluh yang berkwalitas.
“Banyak sekali hal-hal yang bisa dipetik dari kegiatan perhelatan akbar seperti ini. Ketika Penyuluh Agama Islam diseluruh Propinsi di Indonesia yang mewakili daerah nya masing masing sesuai dengan kategori lomba kepenyuluhan, tidak hanya ajang kompetisi saja, melainkan juga sebagai ajang silaturahmi, berbagi cerita, berbagi pengalaman di daerahnya masing-masing, tetapi banyak sekali yang bisa dipelajari bahkan disempurnakan keilmuan mereka dengan metode-metode baru tentang ke penyuluhan,” ucap Ali Mustofa
Baca Juga: Wow! Berlatih di Bawah Terik, Semangat Paskibra Kecamatan Rakit, Banjarnegara Tak Luntur
Ada 7 bidang yang dilombakan diantaranya bidang kelompok rentan, bidang literasi Alquran, bidang kesehatan masyarakat, bidang pemberdayaan ekonomi umat, bidang penegakkan hukum, bidang pelestarian lingkungan, bidang ke penyuluhan baru, dan bidang pemberdayaan ummat.
Pada tahun ini Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara mendapatkan anugerah dan menggondol piala juara 1 Tingkat Propinsi, atas nama Imam Khambali Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Mandriraja kategori nomine Pendamping Penyuluh kelompok Rentan.
Imam Khambali tampil tadi malam dengan nomer urut 3. Ketika presentasi banyak pertanyaan dewan juri perihal layar belakang kenapa yang binaan khusus kelompok punk dan anjal (anak jalanan).
Baca Juga: Wow! Berlatih di Bawah Terik, Semangat Paskibra Kecamatan Rakit, Banjarnegara Tak Luntur
Seberapa lama menaklukkan anak punk dan preman sehingga menjadi patuh dan apa resep Imam Khambali seberani itu mendampingi kelompok sosial masyarakat yang masih minim perhatian, minim penanganan maksimal sehingga terkesan diabaikan.