BANJARNEGARAKU.COM - Ulama terkemuka dari Rembang, Gus Baha, menegaskan kehati-hatian dalam berucap di bulan suci Ramadhan.
Gus Baha menekankan pentingnya menyaring setiap perkataan selama bulan puasa untuk menghindari potensi tersinggungnya pihak lain, yang bisa berujung pada dosa.
Contoh konkret yang diberikan Gus Baha adalah mengenai sholat Tarawih, di mana dia menyoroti pernyataan yang menganggap wajib sholat Tarawih dalam Ramadhan.
Baca Juga: Puluhan Guru di Purbalingga Ikuti Pelatihan Tematik Desain Grafis, Asah Keterampilan Digital
Meskipun dia sendiri tidak pernah melakukan sholat Tarawih selama 30 hari penuh dalam Ramadhan, dia menekankan bahwa hal itu tidak seharusnya menjadi patokan bagi orang lain.
Gus Baha juga menekankan bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan untuk sholat Tarawih di masjid karena tuntutan pekerjaan atau kewajiban lainnya.
Dia menyimpulkan bahwa sholat Tarawih seharusnya tetap sebagai ibadah Sunnah, mengingat berbagai kondisi dan situasi yang dihadapi oleh umat Islam.
Gus Baha menegaskan bahwa mencari nafkah secara halal adalah kewajiban, sementara sholat Tarawih adalah sunnah, sehingga tidak harus dilakukan jika tidak memungkinkan.
Dia menekankan perlunya ulama memberikan contoh yang nyata dan memahami berbagai situasi yang dihadapi oleh umat Islam dalam menjalankan ibadah.***