Wayang Petruk Dadi Ratu, Petruk Jadi Raja Cerita Rakyat Jelata yang Jadi Penguasa, Lupa Akan Asal-Usulnya

- 17 Maret 2024, 13:14 WIB
Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja
Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja /Ali A/

 

BANJARNEGARAKU - WAYANG PURWO - WAYANG KULIT - Lakon wayang atau cerita wayang Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja adalah lakon carangan atau karangan oleh Tjan Tjoe Han seorang warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Coyudan, Solo, Surakarta pada tahun 1932.

Jadi lakon Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja bukan lakon pakem, dalam serial Mahabarata. Anehnya, yang mengarang bukan warga pujangga pribumi asal Jawa, namun seorang warga keturunan etnis Tionghoa.

Di awal manuskrip yang mengisahkan lakon Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja itu ada tembang atau lagu Dandang Gulo yang menunjukkan nama sandi si pengarang, yakni Tjan Tjoe Han seorang warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Coyudan, Solo, Surakarta.

Petruk adalah tokoh Punakawan, rakyat jekata yang tiba-tiba menjadi raja di Kerajaan Mulwarengka. Ketika Petruk Jadi Raja, dia bergelar Prabu Belgheduwel Beh.

Baca Juga: Rangkaian Hari Jadi ke–453 Kabupaten Banjarnegara, Ditutup dengan Pagelaran Wayang Kulit Lakon Pandawa Syukur

Nama Prabu Belgedhuwel Beh itu akronim dari "Sugih Mblegedhu Rakyate Dhedhe Dhuwel Kabeh. Artinya Rajanya kaya raya, tetapi rakyatnya menderita sengsara sampai pakaiannya "dhedel dhuwel" atau compang camping.

Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja sebenarnya adalah otokritik bagi kondisi para penguasa yang hanya mengejar kekuasaan, kedudukan atau status sosial tetapi tak memikirkan rakyat yang miskin dan menderita.

Karena bergelimang harta dan kekuasaan, Petruk atau para penguasa, lupa akan asal usulnya.

Mereka para penguasa itu (dipersonifikasi sebagai Petruk) hanya mengejar posisi, kedudukan atau status sosial hingga lupa diri dan hanya memilikirkan dirinya sendiri. Rakyat dari mana dulu dia berasal ditinggalkan dan tidak digubrisnya lagi.

Baca Juga: Warga Antusias Tonton Wayang Kulit di Banjarnegara 453 Tahun Meskipun Diiringi Hujan

Dengan cerita Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja, Tjan Tjoe Han mau mengingatkan kepada siapa pun untuk eling lan waspada (selalu ingat, berhati-hati, dan waspada) supaya tidak gila hormat, mengejar kedudukan sampai mengorbankan orang lain (rakyat) yang menjadi miskin papa.


Berlayar ikut angin di samudera raya

Menikmati deru ombak dan nyiur kelapa

Kita ini bukanlah siapa-siapa di mata-Nya

Kita hanya hamba yang tidak berguna.

Baca Juga: Jadwal Pentas Dalang Ki Eko Suwaryo Selama Bulan Desember 2023, Pecinta Wayang Jangan Lupa Merapat

Cawas, tansah eling lan waspada cerita wayang Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja: kritik sepanjang zaman.

Semoga kita bisa berkaca dari cerita lakon wayang Petruk Dadi Ratu atau Petruk Jadi Raja sehingga tidak menjadi Petruk-Petruk yang lupa diri, membabi buta mengejar kedudukan demi kesombongan diri dan lupa pada asal muasalnya sebagai rakyat biasa yang sederhana.***

DISCLAIMER : Artikel ini sudah terbit di sesawi.net dengan judul: Petruk Dadi Ratu.

Editor: Ali A

Sumber: Romo Joko Purwanto sesawi.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah