"Anak-anak dengan mudah meniru nilai-nilai yang hadir melalui dunia maya tanpa dibarengi oleh kecakapan untuk menyaring informasi," tambahnya
Situasi ini secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada terjadinya kasus-kasus yang melibatkan anak, baik anak sebagai korban, maupun anak sebagai pelaku.
"Kami tentu prihatin dengan banyaknya kasus anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) saat ini, khususnya anak yang berkonflik dengan hukum (AKH)," lanjutnya.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut menurutnya, tidak terjadi secara tiba-tiba, namun ada berbagai proses yang melatarbelakangi, mulai dari faktor internal hingga faktor eksternal.
Untuk itu ia mengajak semua pihak untuk menyadari bahwa ada pengaruh lingkungan yang membuat anak menjadi korban atau pelaku dalam kasus anak.
"Sedikit banyak, kita sebagai orang dewasa, kalau boleh harus menyadari bahwa kita turut andil menciptakan lingkungan yang mungkin saja membuat anak menjadi seperti itu," terangnya
Untuk itu pihaknya menekankan pentingnya melakukan pencegahan untuk meminimalisir terjadinya kasus-kasus anak.***