BANJARNEGARAKU.COM - Melalui program Ingatan kolektif dunia atau Memory of World (MoW) dari UNESCO, Babad Banyumas bisa mendapat perlindungan dari kepunahan. Babad Banyumas adalah suatu naskah kuno yang jumlahnya cukup banyak dan keberadaannya merata di Banyumas Raya. Hingga saat ini sudah ada 11 naskah dari Indonesia jadi MoW, di antaranya I La Galigo semacam kitab kuno dari Sulawesi Selatan.
Dilansir dari laman Indonesia.go.id, La Galigo ialah sebagai karya sastra terpanjang di dunia. Lebih panjang daripada epik India, Mahabarata, dan Ramayana. Juga nisbi lebih panjang daripada epik Yunani, Homerus. Sayangnya popularitas La Galigo di tanah air masih kurang dibandingkan epik India. Padahal bagi sebagian masyarakat Bugis yang menganut agama lokal, kepercayaan Tolotang, posisi La Galigo sebenarnya adalah kitab suci mereka.
AGSI Jawa Tengah Berjuang
Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Jawa Tengah mendorong agar Babad Banyumas dapat diajukan ke Unesco menjadi Memory of World (MoW). Hal itu disampaikan Ketua AGSI Jawa Tengah kepada Dewan Pakar AGSI Jawa Tengah Prof Sugeng Priyadi saat silaturahmi di Kampus UMP Purwokerto, Jumat 11 Agustus 2023.
"Kami silaturahim karena Prof Sugeng baru pulang ibadah haji, sekaligus mendorong kembali beliau untuk berusaha mengajukan Babad Banyumas sebagai MoW, karena potensinya sangat besar," jelas Heni. Selain versi Babad Banyumas yang sampai saat ini ada 65, tambah Heni, juga dari sisi jumlah naskah mencapai ratusan.
"Jadi dibanding Babad Diponegoro, saya rasa Babad Banyumas jelas lebih kaya dari sisi jumlah maupun versinya. Juga karya Babad Banyumas nyaris merata keberadaannya di seluruh wilayah Banyumas Raya, bahkan di luar itupun banyak," tambahnya. Prof Sugeng Priyadi menjelaskan, dirinya yakin Babad Banyumas merupakan salah satu babad terbesar yang ada di Indonesia.