Presiden AGSI: Guru Sejarah Harus Punya Jejak Sejarah

- 4 Agustus 2023, 16:36 WIB
Pelatihan jurnalistik AGSI
Pelatihan jurnalistik AGSI /Brave/Heni

BANJARNEGRAKU.COM - Sama seperti buku yang ditulis, karya jurnalistik juga akan abadi. Alasan inilah yang mendasari Bidang Humas Pengurus Pusat Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) mengadakan Pelatihan Jurnalistik. Melalui keterampilan menulis, maka para guru sejarah meninggalkan jejak sejarah di masa sekarang. 

 

Pelatihan Jurnalistik AGSI digelar dengan sistem daring sinkronus dan asinkronus, Rabu-Minggu 2-6 Agustus 2023. Sebamyak 90 orang guru sejarah se Indonesia mengikuti kegiatan tersebut. Ketua Bidang Humas PP AGSI Marfianto, pada Jumat 4 Agustus 2023 mengungkapkan hampir seluruh AGSI Provinsi mengirimkan utusannya dalam pelatihan ini. 

"Provinsi Kalimantan Timur menjadi yang terbanyak mendelegasikan peserta dengan 13 orang. Kami melatih mereka untuk membuat flyer digital dan juga berita yang baik, sebagai sarana informasi dan publikasi guru sejarah," jelas Marfianto. 

 

Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma mengungkapkan, guru bukan profesi biasa. Karenanya guru harus memiliki kompetensi yang menunjang profesinya. 

"Guru itu official nobile, profesi khusus. Maka ia harus membuka diri, inklusif terhadap ilmu lain. Karena ke depan, sumber sejarah juga berkembang seiring berkembangnya ragam media, termasuk media sosial," ujar Sumardiansyah. 

 

Juga, tambah Sumardiansyah, dengan kemampuan jurnalistik, para peserta dapat menuliskan jejak sejarah. "Perjuangan AGSI memperjuangkan mapel sejarah dan guru sejarah ke depan akan menjadi jejak sejarah ketika menjadi karya jurnalistik. Guru sejarah tidak boleh menjadi katak dalam tempurung. Kegiatan AGSI harus dipublikasikan karena belajar dari sejarah, karya jurnalistik merupakan bukti eksistensi sebuah peristiwa," tambah Ketua Bidang Litbang PB PGRI ini. 

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Heni Purwono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x