Tri melanjutkan bahwa dengan adanya SDGS desa maka semua desa memiliki andil dalam penurunan stunting,
Belum lagi karena semua kementerian juga mempunyai program di tingkat desa, desa menurut Tri juga memiliki alokasi dana desa yang bisa digunakan untuk penurunan stunting.
Tri melanjutkan bahwa isu stunting masih menjadi PR dibeberapa Kabupaten atau Kota yang ada di Indonesia.
Tri menyebut bahwa prevalensi stunting di Indonesia adalah sebesar 24.4% atau 5.33 juta balita berdasarkan SDGI pada tahun 2021.
Sedangkan target penurunan stunting yang diharapkan pemerintah adalah di bawah 14% pada tahun 2024.
Angka yang sangat tinggi ini tentu harus menjadi perhatian semua untuk bekerjasama menurunkannya.
Baca Juga: Waspada! Curah Hujan yang Tinggi di Purbalingga Rawan Bencana
Berbicara mengenai upaya penurunan stunting maka disebut Tri bahwa perubahan perilaku masyarakat adalah salah satu poin yang penting dan disini bisa menjadi peran kuat yang dilakukan Aisyiyah.
“Perubahan perilaku masyarakat membutuhan dukungan yang sangat kuat dari kita semua yang memiliki tangan dan komunitas di akar rumput seperti Aisyiyah maka Aisyiyah mempunyai peran penting untuk merubah perilaku terkait pemenuhan gizi di keluarga dan penurunan stunting.” jelas Tri.