Mengangkat Kearifan Lokal, Tradisi Ngupati atau Empat Bulan Usia Kehamilan, Simak Selengkapnya

- 29 Juni 2022, 21:18 WIB
Mengangkat Kearifan Lokal, Tradisi Ngupati atau Empat Bulan Usia Kehamilan
Mengangkat Kearifan Lokal, Tradisi Ngupati atau Empat Bulan Usia Kehamilan /Teguh/Banjarnegaraku.com

Ada satu makanan khas yang dipastikan tersedia saat tradisi ngupati. Yaitu kupat. Selain kupat, dalam tradisi ngupati juga dilengkapi jajanan pasar.

Baca Juga: Sedulur Papat Limo Pancer, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Memahami Makna Asal Usul Manusia, Berikut Selengkapnya

"Banyak macam jajanan pasar, seperti onde-onde, golang galing, apem, clorot, ondol dan tahu serta tempe," terangnya.

Semua makanan baik kupat beserta lauk serta jajajan pasar tersebut dikemas menjadi satu dan diberi nama berkat.

Sementara itu, sebagian masyarakat ada juga yang menyiapkan hidangan yang jauh lebih lengkap dalam tradisi ngupati.

Dimana, dengan sejumlah makanan matang lain diantaranya seperti tumbeng unthup-unthup, nasi putih, tumisan, lalaban, urap, serundeng, tempe goreng, pelas kebo siji (daging sapi, ampela, teri atau ebi), telur rebus, jajanan pasar.

Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya

Delapan jenis pala pendhem (suweg, uwi, singkong, irot, ganyong, jonowari atau pothel, ketela, gembili), tiga jenis pisang (pisang raja, pisang longok, pisang ambon, pisang sasi), lepet, kupat, kerupuk, lanting, dan kacang.

Selain siang hari, sebagian masyarakat terkadang juga ada yang dilanjut sore hari maupun malam hari dengan kepungan.

Dimana, tetangga sekitar yang diundang kepungan nanti akan membaca tahlilan bersama dipandu kyai atau tokoh agama setempat dan pulang membawa berkat yang telah disediakan pemilik rumah. ***

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x